Hari Bahasa Ibu? Mungkin banyak
diantara kita yang bertanya-tanya demikian. MSB sendiri mengetahui ada peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional ini sejak beberapa tahun yang lalu, hanya sekedar tahu, tanpa menggali lebih
dalam. Hari ini, 21 Februari adalah Hari Bahasa Ibu Internasional. Hari
Bahasa Ibu Internasional ini dicanangkan
oleh Konferensi Umum Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Bidang
Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO) pada bulan November 1999.
Mengapa Bahasa Ibu diperingati tanggal 21 Februari? Dan bagaimana kondisi Bahasa Ibu di Indonesia? berapa jumlahnya? Bahasa Ibu apakah yang paling banyak digunakan?
"The
language of our thoughts and our emotions is our most valuable asset. Multilingualism
is our ally in ensuring quality education for all, in promoting inclusion and
in combating discrimination. "
Irina Bokova, Director-General of UNESCO
Pada tanggal 16 Mei 2009, Majelis
Umum PBB dalam resolusi A/RES/61/266 memanggil Negara-negara Anggota untuk
mempromosikan “Pelestarian dan Perlindungan dari semua bahasa yang digunakan
oleh Masyarakat Dunia”. Dengan resolusi yang sama, Majelis Umum
mencanangkan tahun 2008 sebagai Tahun
Bahasa Internasional , untuk mempromosikan “Kesatuan dalam Keragaman dan
Pemahaman Internasional, melalui Multibahasa dan Multikultural”.
Hari Bahasa Ibu Internasional telah diperingati setiap tahun sejak Februari 2000 untuk
mempromosikan keragaman bahasa, budaya dan multibahasa. Tanggal tersebut
dipilih untuk mengenang sebuah hari dimana pada tahun 1952 ketika itu seorang
siswa menginginkan pengakuan bahasa mereka, Bangla, sebagai salah satu dari dua
bahasa nasional Pakistan. Dia ditembak dan dibunuh oleh polisi di Dhaka,
ibukota Bangladesh.
Bahasa adalah instrumen paling kuat
untuk mempertahankan dan mengembangkan warisan kita, baik berwujud dan tidak
berwujud. Semua bergerak untuk mempromosikan penyebaran bahasa ibu, yang tidak
hanya untuk mendorong keanekaragaman linguistik dan pendidikan multibahasa
tetapi juga untuk mengembangkan kesadaran yang lebih lengkap mengenai tradisi
bahasa dan budaya di seluruh dunia dan menginspirasi solidaritas berdasarkan
pemahaman, toleransi dan dialog.
Tahukah anda berapa jumlah bahasa
di dunia? Menurut data dari Stephen Juan, Ph.D. seorang antropolog dari
university of Sydney, di dunia ini terdapat 6,800 bahasa. Dan 10 bahasa
terbanyak yang digunakan adalah; Perancis, Bengali, Portugis, Melayu (termasuk
Bhs. Indonesia), Rusia, Arab, Spanyol, Hindi, Inggris dan terbanyak adalah
Mandarin dengan penutur sekitar 1,5 Milyar orang.
Bagaimana dengan Bahasa Indonesia?
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan
bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai
berlakunya konstitusi. Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak
dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan
"imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses
ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu
yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa
Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru,
baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Meskipun dipahami dan dituturkan
oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi
kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu
dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa
Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau
mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun
demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di
media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum
publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan
oleh semua warga Indonesia.
Namun tidak bisa dipungkiri bahwa
kehadiran bahasa Indonesia ikut mendesak punahnya bahasa daerah. Di Indonesia
ada 726 bahasa ibu, tapi dari tahun ke tahun jumlahnya berkurang. Jumlah
itu terdiri dari 719 bahasa lokal/daerah (masih aktif digunakan sampai
sekarang), 2 bahasa sekunder tanpa penutur asli, dan 5 bahasa tanpa diketahui
penuturnya itu. Di Papua, dulu ada 273 bahasa daerah. Kini menjadi 271 bahasa.
Di Sumatra, jumlah bahasa daerah berkurang, dari 52 bahasa menjadi 49 bahasa.
Sementara di Sulawesi, bahasa daerah berkurang dari 116 bahasa menjadi 114
bahasa. Menurut hasil penelitian UNESCO, ke punahan bahasa ibu terbanyak
terjadi di Indonesia. Punahnya bahasa ibu bisa menyebabkan punahnya budaya
karena setiap bahasa memiliki istilah yang erat dengan tradisi dan budaya
lokal.
Dinamisasi masyarakat yang sangat
cepat, juga semakin mempercepat hilangnya bahasa Ibu di Indonesia. Walau
demikian, kita perlu juga memikirkan bagaimana cara agar bahasa-bahasa tetap
dapat dipertahankan. Peran serta kita semua diperlukan untuk ini, atau Anda
sudah malu dan merasa tidak gaul untuk tetap menggunakan bahasa Ibu, selain Bhs
Indonesia atau Inggris?
Salam Takzim,
Bagus H. Jihad
oalah saya kira bahasa ibu itu bahasa kusus untuk ibu om hahaha :D.
BalasHapusternyata yg dimaksud bahas ibu itu bhs daerah yah om .. hemm ia saya juga udah mulai lupa nih ama bahsa ibu, jgn sampe punah yah...
Bahasa daerah yang ada perlu dilestarikan, karena merupakan anugerah YME. Selain itu, banyak budaya yang terkait dengan bahasa itu sendiri, jadi kalau bahasanya raib, otomatis budayanya juga ikutan raib.
HapusSaya juga heran, kenapa dinamakan Bahasa Ibu ya? Kenapa nggak Bahasa Bapak? apakah Bapak kita menggunakan bahasa yang berbeda?
Salam Takzim,
Bagus H. Jihad
btul bnget gan. Bahasa ibu hrus kita lestarikan,biar gk lupa asal usul kita
BalasHapusOke Gan, saya setuju banget dengan Agan. Belajar yang rajin Gan, biar bisa ikut serta melestarikan bahasa Ibu.
HapusSalam Takzim,
baguserek
bener banget. bahasa ibu semakin hari semakin hilang saja. maka dari itu, kita sebagai pemuda penerus bangga seharusnya ikut serta untuk melestarikan bahasa ibu di tiap daerah kita masing-masing :D
BalasHapus