Selasa, 21 Juni 2011

Hikmah Sebuah Peristiwa


[baguse-rek] Mari kita mencari Hikmah dari kejadian pada dua cerita dibawah ini. Mungkin saja hal seperti ini pernah terjadi di suatu waktu dalam kehidupan kita, tetapi kita belum pernah menyadarinya. Terkadang memang dalam sebuah kejadian terkandung sebuah rahasia, sebuah Hikmah, yang mungkin belum bisa kita ungkap atau sadari. Tetapi sebuah prasangka terlanjur terucap.


Cerita Pertama:

Seorang pemuda sedang menyiapkan diri untuk ujian akhir sarjananya. Selama masa persiapan, dikala suntuk dia berjalan-jalan ke pertokoan. Selama itu pula ia mengagumi sebuah mobil sport yang indah di sebuah ‘showroom’. Sang Pemuda tahu bahwa dengan kecemerlangan bisnis yang digeluti ayahnya, pastilah dapat membelikan mobil itu. Pada suatu kesempatan, ia mengatakan kepada ayahnya bahwa itu yang diinginkannya, sebagai hadiah kelulusannya nanti.


Setelah dinyatakan lulus, dan tanggal Wisuda sarjana yang kian mendekat, si pemuda menunggu tanda-tanda bahwa ayahnya telah membelikannya mobil itu. Akhirnya, pada pagi hari, sehari setelah acara wisuda, ayahnya memanggilnya ke ruang pribadinya. Ayahnya mengatakan kepadanya betapa bangganya ia memiliki seorang putra yang baik, dan mengatakan betapa ia mencintainya. Lantas dia menyerahkan kepada anaknya sebuah kotak hadiah yang dibungkus dengan indah.

Dengan penasaran dan tidak sabar, dia robek pembungkus hadiah itu. Tetapi, ketika membuka kotak itu, hatinya menjadi sangat kecewa ketika hanya menemukan, sebuah kitab suci bersampul kulit yang indah. Dengan marah pemuda itu bersuara lantang pada ayahnya dan berkata, "Dengan semua uang yang ayah miliki, ayah hanya memberiku sebuah Kitab?" Lalu menghamburlah dia keluar rumah, meninggalkan kitab suci itu, tanpa memberi kesempatan ayahnya bicara. 

Bertahun-tahun berlalu dan pemuda itu sangat sukses dalam bisnis serta terkenal sebagai tokoh. Dia memiliki rumah yang indah dan keluarga yang juga luar biasa. Suatu pagi tanpa disadarinya, rasa rindu menyelinap,  dia menyadari bahwa ayahnya sudah sangat tua, dan berpikir mungkin dia harus segera pergi untuk menemuinya. Dia tidak melihatnya sejak sehari setelah diwisuda. Dan iapun tidak pernah menanyakan kabar tentang ayahnya.

Apa mau dikata, sebelum ia sempat membuat rencana menemui ayahnya, ia menerima sebuah telegram yang mengatakan kepadanya bahwa ayahnya telah meninggal, dan ayahnya mewariskan semua harta miliknya untuk dia.

Tanpa berpikir panjang, dia pun segera pulang untuk menghormati ayahnya. Ketika ia tiba di rumah ayahnya, tiba-tiba kesedihan dan penyesalan mengisi hatinya. Dia mulai mencari surat-surat penting ayahnya dan melihat Kitab Suci yang masih baru, sama seperti ketika dia tinggalkan beberapa tahun lalu. Dengan air mata mengalir, ia membuka Kitab itu dan mulai membalik halaman demi halaman.

Saat dia membaca Kitab Suci itu, sebuah kunci mobil terjatuh dari sebuah amplop yang ditempelkan di belakangnya. Dibukanya amplop itu, didapatinya sebuah kertas dengan header nama sebuah dealer. Nama dealer yang memajang mobil sport yang diinginkannya ketika itu. Tertera juga tanggal yang sama dengan tanggal kelulusannya, dan kata-kata ... LUNAS.


Cerita Kedua:


Si A adalah satu-satunya orang yang selamat dari sebuah kapal karam dan terdampar di sebuah pulau kecil tak berpenghuni. Dia tiada henti berdoa kepada Allah untuk menyelamatkannya, dan setiap hari pula dia mengamati cakrawala lepas berharap ada yang datang menolong.


Dengan bersusah payah, ia akhirnya berhasil membangun sebuah gubuk kecil dari kayu apung untuk melindungi dirinya dari angin, panas dan hujan, dan untuk menyimpan beberapa barang miliknya. Tapi pada suatu hari, setelah mencari makanan, ia tiba di rumah dan mendapati pondok kecilnya sedang terbakar, asap hitam menggulung ke langit.

Tertegun, lemah lunglailah sekujur tubuhnya. ”Yang terburuk telah terjadi, semuanya hilang!” serunya. Dia terdiam dengan kesedihan dan kemarahan. Lirih dia bergumam,”Ya Allah, bagaimana Engkau bisa melakukan ini padaku?” Dan segala macam prasangka dia sampaikan kehadapan Allah.

Dini hari berikutnya, dia terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau. Kapal itu datang untuk menyelamatkannya. “Bagaimana kau tahu aku di sini?” tanyanya pada pria penyelamatnya. “Kami melihat sinyal asap Anda, “jawab mereka.

Renungan:
Ketika anda memandang suatu persoalan, tanggalkan prasangka. Prasangka itu bagaikan sepatu yang nyaman dipakai namun tak dapat digunakan untuk berjalan, Ia memberikan jawaban sebelum anda mengetahui pertanyaannya. Dan, seburuk-buruknya jawaban adalah bila anda tak paham akan masalahnya. Biarkan fakta yang tampak di hadapan, anda terima apa adanya. Jangan biarkan prasangka menyeret anda ke ujung jalan yang lain. Mungkin anda merasa aman dengan prasangka anda, namun sebenarnya ia berbahaya di waktu yang panjang. Bila anda telah mampu melepaskan prasangka, anda menemukan pandangan yang Iebih jernih, keberanian untuk mengatasi masalah dan jalan yang Iebih lebar.

Bila anda mengenakan kacamata, maka yang melihat tetaplah mata anda. Bukan kacamata anda. Dan keadaan yang sebenarnya terjadi adalah apa yang berada di balik kacamata. Bukan yang terpantul pada cermin kacamata anda. Demikian pula halnya dengan diri anda, yang sesungguhnya melihat adalah hati anda melalui mata anda. Prasangka itu adalah debu-debu pikiran yang mengaburkan pandangan hati sehingga anda tak mampu melihat dengan baik. Usaplah prasangka sebagaimana anda menyingkirkan debu dari kacamata karena keinginan anda untuk melihat Iebih jelas dan jernih lagi.

Untuk semua hal negatif kita harus berkata kepada diri sendiri, “ALLAH pasti mempunyai jawaban yang positif untuk itu, dan mempunyai rencana yang lebih baik untukku”



21 komentar:

  1. subhanallah.... kisah yang sangat menarik walaupun yang pertama saya pernah mengetahuinya..... ternyata kita tidak perlu tergesa-gesa untuk mengambil keputusan.....

    BalasHapus
  2. ternyata harus berhati-hati dalam bertindak.... terima kasih atas hikmah yang bagus ini pak....

    BalasHapus
  3. Salam alaikum, Setuju Mas.. kacamata yang disodorkan Allah itu 3 in 1:
    1. bahwa Allah itu akan sesuai dengan persangkaan hambanya, (H.R. Bukhari)
    2. sebagian besar prasangka itu dosa (Al-Hujurat:12)
    3. Allah tidak menganiaya hamba-Nya. (Qaf:29)

    Meskipun ikhlas menerima kenyataan pahit itu sulit dan berat dilakukan, tetapi memang itulah koridor yang disediakan oleh Allah.. dan bahwa Allah itu tidak menganiaya hamba-hamba-Nya.

    Ini mungkin yang membuat orang kadang berkata,"memegang teguh agama itu seperti memegang bara di tangan. Jika dilepaskan rugi dunia-akhirat, jika dipegang sekuatnya, lama2 bara akan padam."

    Btw, makasih udah follow back, ya Mas.. ^_^

    BalasHapus
  4. Cerita ini memberikan pencerahan kepada saya pak. Betapa selama ini saya juga sering berprasangka buruk tentang apa yang saya alami. Padahal kita sebagai seorang hamba tidak akan tahu apa hikmah dibalik semua itu sampai Allah SWT menunjukkan kekuasaannya. Saya harus belajar untuk selalu percaya bahwa ketentuan dari Allah SWT adalah yang terbaik

    BalasHapus
  5. kisah yang penuh hikmah.

    terimakasih pak, telah diingatkan...

    salam... :)

    BalasHapus
  6. @choirul:
    kedua kisah ini banyak tersebar di blog, saya hanya mencoba menggabungkan untuk menjadi sebuah rangkaian. Semoga berkenan.
    Salam Takzim.

    BalasHapus
  7. @huda:
    Terima kasih, tapi jangan sampai karena terlalu berhati-hati malah tindakan kita sudah kasep (kedaluarsa) atau malah tidak bertindak sama sekali karena takut.

    Salam Takzim

    BalasHapus
  8. @MUXLIMO:
    Wa alaika alaikumus salam. Terima kasih akhi Muxlimo, senang sekali anda bisa mengunjungi blog saya.
    Saya sangat mengharapkan komentar dan tambahan wawasan dari anda berikutnya.

    Salam Takzim.

    BalasHapus
  9. @Ifan Jayadi:
    Mas Ifan terima kasih untuk selalu berkomentar di blog ini. jazakallah.
    Salam Takzim.

    BalasHapus
  10. @Erwin:
    Mbak Erwin, terima kasih kembali...senang berjumpa anda kembali di sini.
    Salam Takzim.

    BalasHapus
  11. Mas Ini Contoh Template SEO friendly nya.. mas.. thankx.. udah berkujung ke blog ku
    Thesis SEO

    BalasHapus
  12. aku suka untuk cerita no1 nih, ketika membacanya jadi tersentuh nih akan semua penyesalan yg pernah juga saya lakukan kepada kedua orang tua saya..moga ada cerita" lain pak yg bisa membuat kita tersadar akan kebutaan kita sendiri..sukses untuk ceritanya ^^

    BalasHapus
  13. @Adi Tri Gunawan:
    Terima kasih, sy sdh ke TKP, dan sudah saya download beberapa templatenya.

    Salam Takzim.

    BalasHapus
  14. @Horier:
    Bro Horier, terima kasih sudah berkunjung ke t4 saya.

    Salam Takzim.

    BalasHapus
  15. @Mimpi Siang Bolong
    Wah, justru saya yang merasa dapat kehormatan dikunjungi duluan sama Mas Bagus.. InsyaAllah kita jaga silaturahim ini sampai di akhirat kelak, ya Mas.. Amiin Ya Rabb ^^

    BalasHapus
  16. subhanalloh memang cerita yang sangat menyentuh dan menarik sekali ,,jangan sampai bertindak gegabah,,siap tau dibalik itu smua ada hikmahnya,,seperti cerita diatas,

    BalasHapus
  17. @obat jantung koroner:
    Terima kasih sdh berkunjung, semoga artikel ini bermanfaat.

    Salam Takzim.

    BalasHapus
  18. Kisah yang sangat mengagumkan untuk merenungi jiwa, wahai pemuda,,, hari esok adalah milik kita....

    BalasHapus
  19. miris banget kisah yang pertama ;'( ...... hiks,,hiks..... bagaimana menghapus prasangka?

    BalasHapus
  20. @LutFiiy Lavhalitya:
    Memang sulit menghapus prasangka! Mungkin dibutuhkan ketulusan dan lebih banyak introspeksi diri, dan positif thinking, maybe.

    Thengkiyu.

    BalasHapus

Pembaca yang BUDIMAN, Sudilah kiranya Anda meninggalkan pesan/komentar terkait artikel yang Anda baca, atau mengenai Blog ini. Terima kasih dan Salam Takzim.

Artikel Terkait