[baguse-rek] Mari kita mencari Hikmah dari kejadian
pada dua cerita dibawah ini. Mungkin saja hal seperti ini pernah terjadi di
suatu waktu dalam kehidupan kita, tetapi kita belum pernah menyadarinya.
Terkadang memang dalam sebuah kejadian terkandung sebuah rahasia, sebuah
Hikmah, yang mungkin belum bisa kita ungkap atau sadari. Tetapi sebuah
prasangka terlanjur terucap.
Cerita Pertama:
Seorang pemuda
sedang menyiapkan diri untuk ujian akhir sarjananya. Selama masa persiapan,
dikala suntuk dia berjalan-jalan ke pertokoan. Selama itu pula ia mengagumi
sebuah mobil sport yang indah di sebuah ‘showroom’. Sang Pemuda tahu bahwa
dengan kecemerlangan bisnis yang digeluti ayahnya, pastilah dapat membelikan
mobil itu. Pada suatu kesempatan, ia mengatakan kepada ayahnya bahwa itu yang
diinginkannya, sebagai hadiah kelulusannya nanti.
Setelah
dinyatakan lulus, dan tanggal Wisuda sarjana yang kian mendekat, si pemuda
menunggu tanda-tanda bahwa ayahnya telah membelikannya mobil itu. Akhirnya,
pada pagi hari, sehari setelah acara wisuda, ayahnya memanggilnya ke ruang
pribadinya. Ayahnya mengatakan kepadanya betapa bangganya ia memiliki seorang
putra yang baik, dan mengatakan betapa ia mencintainya. Lantas dia menyerahkan
kepada anaknya sebuah kotak hadiah yang dibungkus dengan indah.
Dengan penasaran
dan tidak sabar, dia robek pembungkus hadiah itu. Tetapi, ketika membuka kotak
itu, hatinya menjadi sangat kecewa ketika hanya menemukan, sebuah kitab suci
bersampul kulit yang indah. Dengan marah pemuda itu bersuara lantang pada
ayahnya dan berkata, "Dengan semua uang yang ayah miliki, ayah hanya
memberiku sebuah Kitab?" Lalu menghamburlah dia keluar rumah, meninggalkan
kitab suci itu, tanpa memberi kesempatan ayahnya bicara.
Bertahun-tahun
berlalu dan pemuda itu sangat sukses dalam bisnis serta terkenal sebagai tokoh.
Dia memiliki rumah yang indah dan keluarga yang juga luar biasa. Suatu pagi
tanpa disadarinya, rasa rindu menyelinap, dia menyadari bahwa ayahnya
sudah sangat tua, dan berpikir mungkin dia harus segera pergi untuk menemuinya.
Dia tidak melihatnya sejak sehari setelah diwisuda. Dan iapun tidak pernah
menanyakan kabar tentang ayahnya.
Apa mau dikata,
sebelum ia sempat membuat rencana menemui ayahnya, ia menerima sebuah telegram
yang mengatakan kepadanya bahwa ayahnya telah meninggal, dan ayahnya mewariskan
semua harta miliknya untuk dia.
Tanpa berpikir
panjang, dia pun segera pulang untuk menghormati ayahnya. Ketika ia tiba di
rumah ayahnya, tiba-tiba kesedihan dan penyesalan mengisi hatinya. Dia mulai
mencari surat-surat penting ayahnya dan melihat Kitab Suci yang masih baru,
sama seperti ketika dia tinggalkan beberapa tahun lalu. Dengan air mata
mengalir, ia membuka Kitab itu dan mulai membalik halaman demi halaman.
Saat dia membaca
Kitab Suci itu, sebuah kunci mobil terjatuh dari sebuah amplop yang ditempelkan
di belakangnya. Dibukanya amplop itu, didapatinya sebuah kertas dengan header
nama sebuah dealer. Nama dealer yang memajang mobil sport yang diinginkannya
ketika itu. Tertera juga tanggal yang sama dengan tanggal kelulusannya, dan
kata-kata ... LUNAS.
Cerita Kedua:
Si A adalah satu-satunya orang yang
selamat dari sebuah kapal karam dan terdampar di sebuah pulau kecil tak
berpenghuni. Dia tiada henti berdoa kepada Allah untuk menyelamatkannya, dan
setiap hari pula dia mengamati cakrawala lepas berharap ada yang datang
menolong.
Dengan bersusah
payah, ia akhirnya berhasil membangun sebuah gubuk kecil dari kayu apung untuk
melindungi dirinya dari angin, panas dan hujan, dan untuk menyimpan beberapa
barang miliknya. Tapi pada suatu hari, setelah mencari makanan, ia tiba di
rumah dan mendapati pondok kecilnya sedang terbakar, asap hitam menggulung ke
langit.
Tertegun, lemah
lunglailah sekujur tubuhnya. ”Yang terburuk telah terjadi, semuanya hilang!”
serunya. Dia terdiam dengan kesedihan dan kemarahan. Lirih dia bergumam,”Ya
Allah, bagaimana Engkau bisa melakukan ini padaku?” Dan segala macam prasangka
dia sampaikan kehadapan Allah.
Dini hari
berikutnya, dia terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau. Kapal itu
datang untuk menyelamatkannya. “Bagaimana kau tahu aku di sini?” tanyanya pada
pria penyelamatnya. “Kami melihat sinyal asap Anda, “jawab mereka.
Renungan:
Ketika anda
memandang suatu persoalan, tanggalkan prasangka. Prasangka itu bagaikan sepatu
yang nyaman dipakai namun tak dapat digunakan untuk berjalan, Ia memberikan jawaban
sebelum anda mengetahui pertanyaannya. Dan, seburuk-buruknya jawaban adalah
bila anda tak paham akan masalahnya. Biarkan fakta yang tampak di hadapan, anda
terima apa adanya. Jangan biarkan prasangka menyeret anda ke ujung jalan yang
lain. Mungkin anda merasa aman dengan prasangka anda, namun sebenarnya ia
berbahaya di waktu yang panjang. Bila anda telah mampu melepaskan prasangka,
anda menemukan pandangan yang Iebih jernih, keberanian untuk mengatasi masalah
dan jalan yang Iebih lebar.
Bila anda mengenakan
kacamata, maka yang melihat tetaplah mata anda. Bukan kacamata anda. Dan
keadaan yang sebenarnya terjadi adalah apa yang berada di balik kacamata. Bukan
yang terpantul pada cermin kacamata anda. Demikian pula halnya dengan diri
anda, yang sesungguhnya melihat adalah hati anda melalui mata anda. Prasangka
itu adalah debu-debu pikiran yang mengaburkan pandangan hati sehingga anda tak
mampu melihat dengan baik. Usaplah prasangka sebagaimana anda menyingkirkan
debu dari kacamata karena keinginan anda untuk melihat Iebih jelas dan jernih
lagi.
Untuk semua hal
negatif kita harus berkata kepada diri sendiri, “ALLAH pasti mempunyai jawaban
yang positif untuk itu, dan mempunyai rencana yang lebih baik untukku”
subhanallah.... kisah yang sangat menarik walaupun yang pertama saya pernah mengetahuinya..... ternyata kita tidak perlu tergesa-gesa untuk mengambil keputusan.....
BalasHapusternyata harus berhati-hati dalam bertindak.... terima kasih atas hikmah yang bagus ini pak....
BalasHapusSalam alaikum, Setuju Mas.. kacamata yang disodorkan Allah itu 3 in 1:
BalasHapus1. bahwa Allah itu akan sesuai dengan persangkaan hambanya, (H.R. Bukhari)
2. sebagian besar prasangka itu dosa (Al-Hujurat:12)
3. Allah tidak menganiaya hamba-Nya. (Qaf:29)
Meskipun ikhlas menerima kenyataan pahit itu sulit dan berat dilakukan, tetapi memang itulah koridor yang disediakan oleh Allah.. dan bahwa Allah itu tidak menganiaya hamba-hamba-Nya.
Ini mungkin yang membuat orang kadang berkata,"memegang teguh agama itu seperti memegang bara di tangan. Jika dilepaskan rugi dunia-akhirat, jika dipegang sekuatnya, lama2 bara akan padam."
Btw, makasih udah follow back, ya Mas.. ^_^
Cerita ini memberikan pencerahan kepada saya pak. Betapa selama ini saya juga sering berprasangka buruk tentang apa yang saya alami. Padahal kita sebagai seorang hamba tidak akan tahu apa hikmah dibalik semua itu sampai Allah SWT menunjukkan kekuasaannya. Saya harus belajar untuk selalu percaya bahwa ketentuan dari Allah SWT adalah yang terbaik
BalasHapuskisah yang penuh hikmah.
BalasHapusterimakasih pak, telah diingatkan...
salam... :)
@choirul:
BalasHapuskedua kisah ini banyak tersebar di blog, saya hanya mencoba menggabungkan untuk menjadi sebuah rangkaian. Semoga berkenan.
Salam Takzim.
@huda:
BalasHapusTerima kasih, tapi jangan sampai karena terlalu berhati-hati malah tindakan kita sudah kasep (kedaluarsa) atau malah tidak bertindak sama sekali karena takut.
Salam Takzim
@MUXLIMO:
BalasHapusWa alaika alaikumus salam. Terima kasih akhi Muxlimo, senang sekali anda bisa mengunjungi blog saya.
Saya sangat mengharapkan komentar dan tambahan wawasan dari anda berikutnya.
Salam Takzim.
@Ifan Jayadi:
BalasHapusMas Ifan terima kasih untuk selalu berkomentar di blog ini. jazakallah.
Salam Takzim.
@Erwin:
BalasHapusMbak Erwin, terima kasih kembali...senang berjumpa anda kembali di sini.
Salam Takzim.
Mas Ini Contoh Template SEO friendly nya.. mas.. thankx.. udah berkujung ke blog ku
BalasHapusThesis SEO
aku suka untuk cerita no1 nih, ketika membacanya jadi tersentuh nih akan semua penyesalan yg pernah juga saya lakukan kepada kedua orang tua saya..moga ada cerita" lain pak yg bisa membuat kita tersadar akan kebutaan kita sendiri..sukses untuk ceritanya ^^
BalasHapus@Adi Tri Gunawan:
BalasHapusTerima kasih, sy sdh ke TKP, dan sudah saya download beberapa templatenya.
Salam Takzim.
@Horier:
BalasHapusBro Horier, terima kasih sudah berkunjung ke t4 saya.
Salam Takzim.
@Mimpi Siang Bolong
BalasHapusWah, justru saya yang merasa dapat kehormatan dikunjungi duluan sama Mas Bagus.. InsyaAllah kita jaga silaturahim ini sampai di akhirat kelak, ya Mas.. Amiin Ya Rabb ^^
subhanalloh memang cerita yang sangat menyentuh dan menarik sekali ,,jangan sampai bertindak gegabah,,siap tau dibalik itu smua ada hikmahnya,,seperti cerita diatas,
BalasHapus@obat jantung koroner:
BalasHapusTerima kasih sdh berkunjung, semoga artikel ini bermanfaat.
Salam Takzim.
Kisah yang sangat mengagumkan untuk merenungi jiwa, wahai pemuda,,, hari esok adalah milik kita....
BalasHapus@cream perawatan wajah herbal:
BalasHapusterima kasih sdh berkunjung.
miris banget kisah yang pertama ;'( ...... hiks,,hiks..... bagaimana menghapus prasangka?
BalasHapus@LutFiiy Lavhalitya:
BalasHapusMemang sulit menghapus prasangka! Mungkin dibutuhkan ketulusan dan lebih banyak introspeksi diri, dan positif thinking, maybe.
Thengkiyu.