Senin, 19 Desember 2011

Enlightenment "Mencapai Pencerahan Diri"

Hidup adalah pilihan dan setiap insan berhak untuk memilih, hidup seperti apa yang akan diraihnya ke depan. Setiap pilihan memiliki pesona tersendiri, karena setiap pilihan mengandung harapan.

Harapan adalah suatu kekuatan yang sangat dahsyat. Orang mampu bertahan dalam sakit dan derita, karena ada harapan bahwa suatu waktu hidupnya akan berubah menjadi lebih baik.

Namun dalam harapan tersebut sekaligus terdapat tantangan. Pertama, apakah kita tidak salah memilih?  Kemudian akan mampukah kita mencapai hasrat hidup seperti yang kita pilih atau tidak.
Waktu yang diperlukan antara saat kita menentukan pilihan hidup hingga menjadi kenyataan, kadang susah diprediksikan, bisa cepat bisa juga lambat. Akan tetapi hal yang lebih penting dalam proses meraih harapan hidup tersebut adalah pembelajaran diri. Melalui pembelajaran diri, tidak mustahil kita meraih pencerahan.

Namun semuanya adalah usaha kita sebagai manusia dan kemudian menerima apa yang akan terjadi kelak, sekalipun apa yang kita capai tersebut belum tentu persis seperti yang kita inginkan. Inilah realita!

Kata "Pencerahan" atau "Enlightenment" secara bebas dapat diartikan sebagai "terlepas atau melepaskan diri dari kegelapan (segala sesuatu yang bersifat negatif)". Dalam bukunya, Tjiptadinata Effendi menuliskan manfaat nyata yang dapat diraih dari pencerahan:
  • Menghapuskan, minimal, mengurangi keluh kesah.
  • Menggantinya dengan rasa syukur kepada Tuhan.
  • Mensyukuri setiap karunia yang diperoleh.
  • Memiliki pengendalian diri yang prima.
  • Menghapuskan fobia yang terpendam dalam diri.
  • Membebaskan diri dari belenggu yang mengungkung diri.
  • membersihkan batin dari kepercayaan yang bersifat negatif.
  • Melahirkan kreativitas yang tinggi dalam diri.
  • Menentukan jalan hidup sendiri.
  • Berani mengambil keputusan.
  • Menjadikan hidup kita bermanfaat, tidak aya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang-orang di sekitar kita.
Bagaimana kiat-kiat mencapai pencerahan diri? Anda bisa membacanya pada buku karya Tjitadinata Effendi yang berjudul "Enlightenment: mencapai Pencerahan Diri". Pada kesempatan ini, saya mempunyai dua buah buku ini (tebal 185 halaman), yang akan saya berikan kepada anda pembaca "Mimpi Siang Bolong" dengan hanya berkomentar tentang pencerahan diri. Bagaimana caranya? Komentar yang bernilai, akan diundi untuk mendapat buku ini. jadi tunggu apa lagi???


31 komentar:

  1. Salam alaikum, Mas Bagus..
    Saya mesti sudah mulai kurang gaul ya.. :D sebab baru pertama kali baca nama penulis Tjiptadinata Efendi ini. Mestinya beliau sudah senior ya, mengingat ejaan nama beliau yang masih menggunakan ejaan lama.

    Saya tidak ragu, ini tampaknya tulisan tangan seorang yang sudah makan asam garam kehidupan.

    Saya penasaran pada pembahasan poin ini:
    "Menentukan jalan hidup sendiri."

    Mudah-mudahan bisa memberikan solusi pada umat era kini yang hidup dan kehidupannya sudah berada dalam lingkaran setan jaring-jaring Dajjal. Amin. Salam ukhuwwah selalu.

    BalasHapus
  2. pertama yang ingin ane bilang "saya bahagia" kenapa karena bisa mengenal beliau (anda)

    entah mengapa ane ingin katakan bahwa sebuah pencerahan itu datang jika kita mau menyalakan api dalam diri kita untuk menggapai pencerahan, tak peduli dimana harus menjemput, setidaknya usaha sudah terwujud..
    haha dan jalan itu mulai terbuka setapak demi tapak moga sampe kaya jalan tol om....

    amin... :)

    BalasHapus
  3. wah di undi .....biasanya hoki sich ...manusia selalu berusaha dan yang berkehendak adalah allah SWT...kunfayakun

    BalasHapus
  4. wah, mau dong bukunya... :D

    sebuah harapan dan berserah diri merupakan kunci awal menuju pencerahan.

    Terkadang justru malah diri kita sendirilah yang cenderung menjauhi dari pencerahan tersebut dan mengabaikan hati nurani sehingga gelap dan keringlah rohani kita.

    Jika dilihat dari manfaat yang dijelaskan oleh Tjiptadinata Effendi di atas, maka pointnya seperti ketenangan, rasa syukur dan keyakinan menjadi kuat dalam mental kita secara otomatis.

    BalasHapus
  5. Sebenarnya pencerahan diri ini didapatkan dari hati yang tulus dan ikhlas dulu dalam menghadapi segala realita kehidupan, apabila kita telah terbiasa sabar dan ikhlas akan segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, maka kita akan sering mendapat pelajaran hidup yang kita kenal dengan pencerahan diri, Kuncinya "Man Shabara Zhafira", barangsiapa yang bersabar maka ia akan beruntung :)

    Sekian dari saya
    Kalo sempat mampir comment n follow blog sederhana Fyrdha ya,,,Makasih :)

    BalasHapus
  6. post bermanfaat, bgs nih buat referensi :)

    BalasHapus
  7. aslmkm, Bapak H.jihad,, alhamdulillah dgn adanya artikel ini mampu mmbuka daya fitrah (kesucian) diri utk bnr2 menuju pd penerangan. Namun sdkt kritik untuk Bapak, bhw secara keseluruhan tulisan ini mengungkap proses tengah hingga hasil akhir scr teori. Namun bgmn kita memulai dgn sangat dasar scr realitanya belum diungkap. Akan sangat sukar utk mengawali pencerahan diri bg pemula. Alangkah senangnya dpt berkomentar,dan jgn anggap ini sbg suatu bntuk ats protes apapun,namun hanya sekelumit kritikan. Terima ksh,Bapak.

    BalasHapus
  8. Setelah saya baca sepintas,ternyata saya tak sabar untuk membaca semua isi halaman buku ini...

    Sangat bermanfaat sekali...

    BalasHapus
  9. @MUXLIMO:
    Akhi Mux, terima kasih sdh berkunjung...Oh ya, saya belum selesai menonton video2 yang ada...
    Insya Allah bila ada waktu akan saya teruskan..

    Salam Takzim.

    BalasHapus
  10. @genksukasuka:
    Semoga apa yang kita cita2kan, dengan menjadi pribadi yang rendah hati tapi tinggi akal budi.

    Semoga Allah mengabulkan semua usaha kita.
    Thengkiyu. Salam Takzim.

    BalasHapus
  11. @kangagush:
    Om Agus, saya bukan juri yang adil...jadi lebih adilnya ya diundi saja.

    Salam Takzim.

    BalasHapus
  12. @Andi Sakab:
    Om Andi...seperti yang anda tulis diblog DigitalNotes @ http://andisakab.com, kita harus ditemani oleh spiritualitas dalam setiap kegiatan, agar selalu cerah.

    Salam Takzim.

    BalasHapus
  13. Mas Bagus, sekaligus memberikan info kepada Mbak Sofiatul, menurut saya, untuk bisa mendapatkan pencerahan, yang pertama kali harus kita lakukan adalah membuka diri: membuka pikiran dan hati. Membuka pikiran untuk menerima pandangan-pandangan lain yang kemungkinan lebih baik daripada pandangan pribadi kita. Membuka hati untuk menerima kebenaran karena hati tidak pernah menyangkal kebenaran.

    Begitu dua sen dari saya, Mas Bagus dan Mbak Sofiatul. Apabila tidak sejalan dengan isi buku, maaf saya belum baca bukunya Mas Tjitadinata Effendi. Eh, siapa tahu undian Mas Bagus jatuh kepada saya sehingga saya bisa membacanya.

    BalasHapus
  14. @fyrdha zakaria:
    Mbak Fyrdha, saya setuju sekali dengan pendapat anda. IKHLAS merupakan sebuah kata yang mudah diucapkan tetapi teramat sulit untuk diterapkan. Mari berssma-sama belajar tentang Ikhlas.

    Salam Takzim.

    BalasHapus
  15. @Alprablog™:
    Thengkiyu sudah mampir dan berkomentar.

    Salam Takzim.

    BalasHapus
  16. @sofiatul:
    Mbak Sofiatul, inilah seninya...dan jawabannya ada dibuku ini. Nanti, setelah diperoleh pemenangnya, maka postingan ini akan saya lengkapi.

    Thengkiyu sdh memberi masukan.
    Salam Takzim dari saya.

    BalasHapus
  17. @Admin DHENYSHARE:
    Thengkiyu sdh berkomentar, tunggu saja hasilnya.

    Salam Takzim dari Admin, "Mimpi Siang Bolong"

    BalasHapus
  18. sepertinya buku itu perlu dibaca dan diamalkan . semoga saya bisa mendapatkannya .
    harapan memang bisa menjadi kekuatan yang besar :cmungud hehe

    BalasHapus
  19. Syukur dan Pengendalian Diri itu menurut saya adalah point yang paling penting dan utama!

    Syukur - Tidak lepas karena semua aktifitas yang kita lakukan dalam kehidupan ini semata-mata hanya untuk-Nya mendapatkan Ridho Allah Subhanahu WaTa'aala, ingat karena hidup kita di Dunia adalah sementara coba pikirkan itu

    Tuntutan kita dalam dunia yang pana ini adalah Pengendalian Diri. Namun Kiat dalam usaha dan kerja keras itu dibutuhkan, berdo'a selalu mengingat kepada yang Esa, karena kita kecil dimatanya. Apapun yang kita lakukan alhasil besar ataupun kecil yang terpenting kita tidak terlena

    "Karena sesungguhnya derajat yang paling tinggi dihadapan-Nya adalah Hamba yang mampu mengendalikan dirinya"

    Mungkin untuk kutipan diatas itu hanya sekedar share saja khusus untuk Saya pribadi dan sodara/i ku yang dibanggakan.

    Kalo udah ngomongin sukses! dimata saya Sukses adalah orang-orang yang tidak terlena akan kehidupan dunia - Pengendalian Diri.

    BalasHapus
  20. Pencerahan....?

    Bagi saya,
    setiap derap langkah adalah pencerahan, yang, meski kadang, asam, perih, ceria, senang, manis, pahit melekat...

    Bagi saya,
    setiap apa yang saya temui adalah sebuah pencerahan, yang, meski kadang, jelek, jahat, cantik, rupawan, licik, munafik terlihat...

    Bagi saya,
    Esok adalah sebuah pencerahan, yang, meski kadang tak sebaik hari ini...

    Hahahahahahahahaha.....
    Pisss coy.... tetap semangat pastinya...

    BalasHapus
  21. @kombor:
    Kang Kombor, membuka diri: membuka hati dan pikiran...terkadang menerima kebenaran yang disampaikan oleh orang lain sangat sulit kita terima, apalagi bila bertentangan dgn kebiasaan dan adat atau mengganggu stabilitas kita...Apalagi bila dikemukakan oleh yang lebih muda.

    Salam Takzim Kang!

    BalasHapus
  22. @bagashp:
    Thengkiyu ya sdh membaca dan berkomentar...kita tunggu harinya.
    Salam Takzim.

    BalasHapus
  23. @Berbagi Kreativitas:
    Sobatku, ketika kutanyakan tentang sukses, seorang teman menjawab,"Gus, sukses itu adalah proses".
    Bila sukses itu proses, maka kapan seseorang dikatakan Sukses? Apakah ketika seseorang tidak terlena akan kehidupan dunia dikatakan sukses?

    Salam Takzim

    BalasHapus
  24. @bgenk:
    Bgenk MinumObatCacingBodrexin? Benar khan? Kalau pendapat anda spt ini, berarti ilmunya sdh tingkat tinggi nih...perlu berguru nih kita2.
    Ok, Thengkiyu.

    BalasHapus
  25. Assalammualaikum...
    menurut saya, pencerahan itu akan tertanam dalam diri manakala dia datang dari hati yang bersih dan untuk hati yang bersih.
    Ingat sabda Nabi SAW. "dalam diri manusia ada segumpal daging, yang bila daging itu baik, maka semua anggota badan baik, dan bila daging itu buruk, maka semua anggota badan buruk. Daging itu adalah hati."

    [untuk masalah hati ini akan panjang jika kita membahasnya]

    Salam silaturahim...

    BalasHapus
  26. Bagus banget sepertinya buku yang akan dibagikan. Saya pribadi juga sekarang ini perlu pencerahan diri untuk membebaskan dari rasa galau yang terus menghinggapi diriku ini :(

    BalasHapus
  27. @Erwin:
    Tahun 2012, saya berharap kita semua mendapatkan pencerahan, dengan membersihkan hati seperti pendapat anda.

    Salam Takzim.

    BalasHapus
  28. Sukseskan berbeda-beda cara pandangnya untuk orang lain, memiliki pola pikir dan persepsi masing-masing. Pengendalian diri menurut Saya adalah salah satu sebuah kesuksesan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali Sobat, cara pandang kita dalam memandang kesuksesan berbeda-beda.

      Menjadi orang baik juga merupakan kesuksesan begitu kan?

      Hapus
  29. Selamat pagi pak.saya baru menemukan blog bermanfaat ini.Terima kasih Buku karya tulis saya dibahas disini.Sebuah apresiasi bagi saya.Ada 9 judul buku saya yang diterbitkan oleh PT Elekmedia Komputindo Jakarta.Tapi semuanya hanya sebagai kenangan indah,karena sudah lama tidak dicetak ulang lagi. Saya lahir di Padang,21 Mei 1943 dan kini bersama istri tercinta domisili di Western Australia, Salam hangat dari kami berdua

    BalasHapus

Pembaca yang BUDIMAN, Sudilah kiranya Anda meninggalkan pesan/komentar terkait artikel yang Anda baca, atau mengenai Blog ini. Terima kasih dan Salam Takzim.

Artikel Terkait