Selasa, 21 Februari 2012

Hari Bahasa Ibu Internasional

Hari Bahasa Ibu? Mungkin banyak diantara kita yang bertanya-tanya demikian. MSB sendiri mengetahui ada peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional ini sejak beberapa tahun yang lalu, hanya sekedar tahu, tanpa menggali lebih dalam. Hari ini, 21 Februari adalah Hari Bahasa Ibu Internasional. Hari Bahasa Ibu Internasional ini dicanangkan oleh Konferensi Umum Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO) pada bulan November 1999.

Mengapa Bahasa Ibu diperingati tanggal 21 Februari? Dan bagaimana kondisi Bahasa Ibu di Indonesia? berapa jumlahnya? Bahasa Ibu apakah yang paling banyak digunakan?

"The language of our thoughts and our emotions is our most valuable asset. Multilingualism is our ally in ensuring quality education for all, in promoting inclusion and in combating discrimination. "
Irina Bokova, Director-General of UNESCO

Pada tanggal 16 Mei 2009, Majelis Umum PBB dalam resolusi A/RES/61/266 memanggil Negara-negara Anggota untuk mempromosikan “Pelestarian dan Perlindungan dari semua bahasa yang digunakan oleh Masyarakat Dunia”. Dengan resolusi yang sama, Majelis Umum mencanangkan  tahun 2008 sebagai Tahun Bahasa Internasional , untuk mempromosikan “Kesatuan dalam Keragaman dan Pemahaman Internasional, melalui Multibahasa dan Multikultural”.

Hari Bahasa Ibu Internasional telah diperingati setiap tahun sejak Februari 2000 untuk mempromosikan keragaman bahasa, budaya dan multibahasa. Tanggal tersebut dipilih untuk mengenang sebuah hari dimana pada tahun 1952 ketika itu seorang siswa menginginkan pengakuan bahasa mereka, Bangla, sebagai salah satu dari dua bahasa nasional Pakistan. Dia ditembak dan dibunuh oleh polisi di Dhaka, ibukota Bangladesh.

Bahasa adalah instrumen paling kuat untuk mempertahankan dan mengembangkan warisan kita, baik berwujud dan tidak berwujud. Semua bergerak untuk mempromosikan penyebaran bahasa ibu, yang tidak hanya untuk mendorong keanekaragaman linguistik dan pendidikan multibahasa tetapi juga untuk mengembangkan kesadaran yang lebih lengkap mengenai tradisi bahasa dan budaya di seluruh dunia dan menginspirasi solidaritas berdasarkan pemahaman, toleransi dan dialog.

Tahukah anda berapa jumlah bahasa di dunia? Menurut data dari Stephen Juan, Ph.D. seorang antropolog dari university of Sydney, di dunia ini terdapat 6,800 bahasa. Dan 10 bahasa terbanyak yang digunakan adalah; Perancis, Bengali, Portugis, Melayu (termasuk Bhs. Indonesia), Rusia, Arab, Spanyol, Hindi, Inggris dan terbanyak adalah Mandarin dengan penutur sekitar 1,5 Milyar orang.

Bagaimana dengan Bahasa Indonesia? Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.

Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.

Namun tidak bisa dipungkiri bahwa kehadiran bahasa Indonesia ikut mendesak punahnya bahasa daerah. Di Indonesia ada 726 bahasa ibu, tapi dari tahun ke tahun jumlahnya berkurang. Jumlah itu terdiri dari 719 bahasa lokal/daerah (masih aktif digunakan sampai sekarang), 2 bahasa sekunder tanpa penutur asli, dan 5 bahasa tanpa diketahui penuturnya itu. Di Papua, dulu ada 273 bahasa daerah. Kini menjadi 271 bahasa. Di Sumatra, jumlah bahasa daerah berkurang, dari 52 bahasa menjadi 49 bahasa. Sementara di Sulawesi, bahasa daerah berkurang dari 116 bahasa menjadi 114 bahasa. Menurut hasil penelitian UNESCO, ke punahan bahasa ibu terbanyak terjadi di Indonesia. Punahnya bahasa ibu bisa menyebabkan punahnya budaya karena setiap bahasa memiliki istilah yang erat dengan tradisi dan budaya lokal.

Dinamisasi masyarakat yang sangat cepat, juga semakin mempercepat hilangnya bahasa Ibu di Indonesia. Walau demikian, kita perlu juga memikirkan bagaimana cara agar bahasa-bahasa tetap dapat dipertahankan. Peran serta kita semua diperlukan untuk ini, atau Anda sudah malu dan merasa tidak gaul untuk tetap menggunakan bahasa Ibu, selain Bhs Indonesia atau Inggris? 


Salam Takzim,
Bagus H. Jihad

5 komentar:

  1. oalah saya kira bahasa ibu itu bahasa kusus untuk ibu om hahaha :D.

    ternyata yg dimaksud bahas ibu itu bhs daerah yah om .. hemm ia saya juga udah mulai lupa nih ama bahsa ibu, jgn sampe punah yah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bahasa daerah yang ada perlu dilestarikan, karena merupakan anugerah YME. Selain itu, banyak budaya yang terkait dengan bahasa itu sendiri, jadi kalau bahasanya raib, otomatis budayanya juga ikutan raib.

      Saya juga heran, kenapa dinamakan Bahasa Ibu ya? Kenapa nggak Bahasa Bapak? apakah Bapak kita menggunakan bahasa yang berbeda?

      Salam Takzim,
      Bagus H. Jihad

      Hapus
  2. btul bnget gan. Bahasa ibu hrus kita lestarikan,biar gk lupa asal usul kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke Gan, saya setuju banget dengan Agan. Belajar yang rajin Gan, biar bisa ikut serta melestarikan bahasa Ibu.

      Salam Takzim,
      baguserek

      Hapus
  3. bener banget. bahasa ibu semakin hari semakin hilang saja. maka dari itu, kita sebagai pemuda penerus bangga seharusnya ikut serta untuk melestarikan bahasa ibu di tiap daerah kita masing-masing :D

    BalasHapus

Pembaca yang BUDIMAN, Sudilah kiranya Anda meninggalkan pesan/komentar terkait artikel yang Anda baca, atau mengenai Blog ini. Terima kasih dan Salam Takzim.

Artikel Terkait