Minggu, 10 April 2011

A l i r k a n LAH !!!


Hariesdesign.com
[Mimpi Siang Bolong]   Oleh karena berbentuk cair dan dipengaruhi oleh gravitasi, air di bumi akan mengalir ke tempat yang lebih rendah.  Pada umumnya di darat air akan mengalir dari gunung atau pegunungan ke arah dataran rendah dan akhirnya ke laut.  Akan tetapi, ternyata di dunia ini ada daratan yang lebih rendah dari laut, maka ada air yang akhirnya tertampung di tempat paling rendah yang dilaluinya. 

Keadaan ini dijumpai di sungai Yordan di Timur Tengah.  Sungai ini mengalir dari Dataran Tinggi Golan (+2.814 m dpl/dibawah permukaan laut) ke Selatan masuk ke Danau (atau Laut) Galilea (-214 m dpl) dan bermuara di Laut Mati (-422 m dpl).  Tentu ada beberapa anak sungai juga yang mengalir ke dalam Sungai Yordan.


Sungai Jordan
Danau Galilea (panjang sekitar 21 km, lebar sekitar 13 km) sekalipun berada di bawah permukaan laut, airnya tawar, di sekelilingnya ditumbuhi berbagai macam tumbuhan, di dalam danaunya banyak jenis ikan dan binatang air yang hidup.  


Danau Galilea
Laut Mati (panjang sekitar 67 km, lebar sekitar 18 km) terbentuk karena air dari Sungai Yordan terkumpul dan tidak disalurkan lagi, airnya mengendap di situ, oleh karena itu namanya demikian.  Dengan iklim yang relatif kering, kadar garamnya mencapai sekitar 10 kali air laut.  Walaupun banyak orang yang percaya bahwa lumpur dari Laut Mati berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit, tetapi ikan dan tanaman juga tidak bisa hidup di sana.  Karena kadar garam yang demikian tinggi, manusia tidak akan tenggelam di Laut Mati.

Garam mengkristal ditepian laut mati, manusia dapat mengambang.
Kalau kita renungkan, Danau Galilea ibarat orang yang menjalankan prinsip “menerima dan memberi” sedangkan Laut Mati ibarat orang yang hidup dengan prinsip “menerima dan menimbun”.  Alam mengajarkan bahwa dengan menerima dan memberi, kita akan hidup dengan subur dan membuat makmur mereka yang ada di sekitar kita. 

Kalau menerima sesuatu, kita mengucapkan terima kasih, kita sudah menerima “barang” yang dikasihkan.  Akan tetapi sebaiknya kita tidak berhenti di situ, setelah kita menerima, kita juga harus mengasihkan sebagian yang kita terima kepada orang lain.

Barang yang kita terima dalam hidup bukan hanya berbentuk harta, boleh jadi talenta, ilmu, kedudukan, dan kebahagiaan lainnya.  Jadi kelebihan apa pun yang Anda miliki, sebaiknya segera Anda alirkan, Anda bagikan kepada orang-orang yang sangat membutuhkan.  Dengan cara seperti itu hidup Anda akan menjadi semakin tenang, bahagia, bahkan memiliki martabat yang terhormat di tengah-tengah masyarakat.  Bukan hanya itu, semerbak wangi Anda pun akan tetap tercium, bahkan ketika Anda sudah tidak ada di dunia ini.

Bersedekah dan berbagi ilmu.
Sebaliknya bila kita menerima harta, bakat, ilmu, kedudukan, dan bentuk pemberian lainnya dari Yang Maha Memberi, kemudian semua pemberian itu kita nikmati sendiri, ketenangan, kebahagiaan kita akan semakin berkurang.  Kita akan dijauhi orang dan kita terisolasi, seperti Laut Mati.  “Keharuman” kita pun tetap tercium, bahkan sesudah kita tidak berada di dunia lagi.


Oleh: Alexander Sundoro (HRExcellency_Club)
Diolah dari artikel Jamil Azzaini 




3 komentar:

  1. Rosid

    Kalau terus diungkap dan dibukukan sepertinya cara memaknai hidup yang diajarkan oleh air bisa lebh dari 1 bundel buku. Dan mudah-mudahan dengan ngeblog kita punya semangat untuk menjadi "Danau Galilea", Terima lalu Bagikan, dan Allahpun akan semakin banyak memberi...

    Good artikel pak, luar biasa.... ^,^

    BalasHapus
  2. @Rosid
    Om Rosid, tengkyu. Kapan kita kopdar lagi?

    BalasHapus
  3. @Bagus H. Jihad

    Iya nih om saya juga gak tau... harusnya kan sebelum ke GPBB kita kumpul-kumpul dulu... :-) gimana om-om admin aja deeeh... heheheee

    BalasHapus

Pembaca yang BUDIMAN, Sudilah kiranya Anda meninggalkan pesan/komentar terkait artikel yang Anda baca, atau mengenai Blog ini. Terima kasih dan Salam Takzim.

Artikel Terkait