semakin tua aku
semakin bodoh
semakin tak berotak
semakin tak punya rasa
semakin tak tahu baca
semakin buta
kaca mata bacaku hilang nilai
kaca mata batinku pecah berderai
untuk menelaah tak dapat dipakai
penyimpangan ketimpangan
kehidupan sosial
ekonomi, politik, k k n
apakah ini budaya atau dibudayakan ?
lalu pendidikan dan agama
dibawa kemana ?
desaku, kampungku
kota metropolitanku
gelap bagai gombal bengkel
langitku gulita jelaga
hujan derita
halilintar tak henti menyambar
guruh selalu gemuruh
petani di bumi ini melongo
melongok-longok
terlongong-longong
tak tahu apa yang harus ditanam
tak mampu membeli pupuk.
jalan jalan elit mulus
politikus, ekonom
eksekutif, yudikatif, legislatif
partai-partai politik
bajingan tengik gentayangan
di jendela kaca tayangan
beraneka ragam bayangan
di mana-mana direntangkan
aku semakin tak tahu apa-apa
hendak dibawa ke mana
kereta indah ibu pertiwi ini
setelah direformasi
sesudah didemonstrasi
sehabis-habisan dicuci
dicaci maki ?.
aku semakin tak tahu apa-apa !
bedes-bedes berjungkir balik
di panggung sandiwara
tanpa skenario, sonder sutradara
tak berbusana, telanjang bulat
di arena apa ?
aku semakin tak mengerti apa-apa !
duh Gusti, hanya kepada-Mu
kami berharap dan menanti
kapan perubahan akan terjadi ?
Ya rabbi, hanya Engkau sajalah
tumpuan dan harapan kami
Engkau pasti akan mencerahkan
kegelap-gulitaan ini
06 Safar 1423 - 18 April 2002
0 komentar:
Posting Komentar
Pembaca yang BUDIMAN, Sudilah kiranya Anda meninggalkan pesan/komentar terkait artikel yang Anda baca, atau mengenai Blog ini. Terima kasih dan Salam Takzim.