Ketika saya menuliskan
posting ini, 3 kegiatan baru saja selesai saya jalani, alhamdulillah. Pagi hari
tadi, adalah acara Kopdar Bloger Tangerang Raya yang tergabung dalam komunitas
KBBC. Kopdar 3 bulanan ini selalu diisi dengan acara Donda (Donor Darah) di PMI
Kota Tangerang. Acara selesai tepat jam 12 siang. Selanjutnya kami berangkat
menuju RM Kawali untuk acara OBRAS (Obolan Santai) bareng teman-teman dari
IMDLN (Indonesia Media Defense Litigation Network). Dan acara terakhir yang kami lakukan adalah obrolan untuk membahas
acara Roadblog 2012 Blogilicious. Karena KBBC Tangerang mendapatkan jatah untuk
menjadi tuan rumah dalam rangkaian acara ini.
Kejadian di Donor Darah ini
yang ingin saya bagi dengan Anda para pembaca setia MSB. Sehari menjelang donor
darah, saya sudah menyiapkan diri dengan baik, dan berniat untuk mendonorkan
darah, diantaranya dengan makan yang cukup dan tidur lebih awal. Tetapi, Allah
mempunyai rencana yang lain, ketika di periksa oleh petugas PMI, diulanginya
hingga 3 kali seakan tidak percaya sambil bertanya,” Bapak sudah biasa seperti
ini?’
“Biasa bagaimana?”, sahut
saya.
“Tekanan darah Bapak sangat
rendah, hanya 90/70”, jelasnya. “Dan, itu berarti Bapak tidak bisa donor”,
sambungnya lagi.
“Apa Bapak tidak merasa
pusing?”, Tanya lagi.
“Biasa saja!”, jawab saya
enteng.
“90/70?” Tanya saya dalam
hati.
“Baiklah, kalau tidak bisa,
terima kasih,” sambil berlalu menuju ruang tunggu di mana teman-teman yang lain
menunggu.
Sambil berpikir, kenapa
tekanan darah saya bisa serendah itu, saya teringat dua buah cerita yang tepat
untuk menambah kekuatan hikmah dari kejadian saya di atas.
Cerita #1
Peristiwa ini terjadi di daerah
Padang Panjang, Sumatera Barat. Kejadian ini bermula dari sebuah daerah bernama
Lintau di Batusangkar. Sebutlah A, seorang laki-laki berumur sekitar 45 tahun
yang hendak melakukan perjalanan menuju kota Padang, dengan menumpangi sebuah
angkutan umum.
Di tengah perjalanan, mobil
berhenti karena ada seorang penumpang lain yang hendak naik. Penumpang baru ini
membawa barang, yang harus diletakkan di atas kap mobil. Ketika kenek mobil
sedang membenahi dan mengikat barang tersebut, A turun untuk kencing, tanpa
memberitahu kenek mobil tersebut. Apa mau dikata, ketika dia membalikkan badan
usai melaksanakan hajatnya, ternyata mobil yang ditumpanginya telah pergi.
Seisi mobil, termasuk kenek dan sopir, tidak ada yang menyadari bahwa ada satu
penumpang yang tertinggal.
Si A yang ditinggal pergi
oleh mobil itu, tentu dongkol bukan kepalang, sumpah serapah keluar dari
mulutnya. Tak henti dia menyesali kenapa mesti turun untuk kencing, yang
menyebabkan dia tertinggal, dan harus berdiri di pinggir jalan yang sepi,
sendirian….menunggu angkutan yang lain lewat.
Setelah sekitar tiga jam
menanti, mobil yang lainpun melintas dan A dapat melanjutkan perjalanannya. Sekitar
setengah jam perjalanan, terjadi kemacetan, seisi mobil hanya bisa menduga-duga
apa yang terjadi. Mendekati TKP barulah diperoleh informasi adanya sebuah mobil
angkutan yang tergelincir masuk ke dalam jurang.
Tahukah Anda mobil yang
masuk jurang itu? Ya, itu adalah mobil yang meninggalkan si A ketika kencing
tadi. Dan berdasarkan cerita nyata kejadian tersebut, sebanyak 17 orang tewas
seketika.
Cerita #2
Suatu
hari di musim dingin, tampak rangkaian
kereta api melaju malas menembus salju yang dingin. Di sebuah stasiun kecil, kereta ini berhenti
entah untuk kepentingan apa. Dari salah
satu gerbong terlihat seorang bapak setengah umur menjulurkan kepalanya keluar,
menengok ke kiri dan ke kanan, sepi.
Kemudian dia melangkah keluar dari pintu kereta api. Dia menggeliat, meregangkan badannya yang
terasa penat duduk sekian lama dalam kereta.
Tiba-tiba ada angin ‘nakal’ yang bertiup
kencang, menerbangkan topinya, menggelinding menjauh darinya. Secara spontan dia berlari mengejar, hampir di
ujung peron dia berhasil menangkapnya kembali.
Dibersihkannya topi itu dari salju, dikenakan kembali ke kepalanya
sambil dipegang erat-erat, kemudian dia mendengar bunyi peliut kereta memecah
kesunyian dan kereta itu terlihat mulai bergerak. Spontan dia berteriak dan berlari ke arah
kereta. Langkahnya tersendat-sendat
karena kakinya terbenam dalam tumpukan salju.
Tidak ada yang melihat usahanya itu, semakin lama jarak dirinya dengan kereta
semakin lebar dan ... tertinggallah dia seorang diri di stasiun sepi itu,
kedinginan.
Tas beserta dengan isinya,
oleh-oleh, mantel yang dibawanya semua ‘pergi’ meninggalkannya bersama dengan
kereta. Tidak ada seorang pun di stasiun
itu yang dapat membantunya. Dia memaki,
jengkel, marah kepada angin ‘nakal’, menyesali nasib sialnya, menangis, sampai
akhirnya dia sadar bahwa dia harus segera mencari rumah penduduk agar tidak
mati kedinginan di tengah udara yang membeku itu. Informasi yang terpasang di dinding stasiun
menuntunnya ke jalan pedesaan, dan setelah berjalan cukup lama dia melihat ada
sebuah rumah.
Dengan rasa kesal menyesali
nasibnya bercampur rasa syukur penghuni rumah mau dengan ramah menerima
kehadirannya, lelaki setengah baya ini menceritakan mengapa dia sampai di
situ. Hatinya terhibur dan bersyukur dia
dapat menginap di situ, terlindung dari ganasnya musim dingin.
Keesokan harinya, saat sarapan
bersama dengan tuan rumah, mereka mendengar berita di radio bahwa kemarin
terjadi kecelakaan kereta api. Ternyata
kereta api yang kemarin ditumpanginya tergelincir masuk ke dalam jurang. Dikhawatirkan semua penumpang dan awak kereta
tewas.
Untuk kasus batalnya saya
menjadi pendonor, tidak ada kerugian yang saya hadapi. Tetapi untuk cerita #1
dan cerita #2, tidak demikian halnya. Hikmah dai kejadian ini adalah:
Masalah, kesulitan, atau petaka
bisa saja menghampiri kita tanpa terduga dan tanpa tanda apa pun. Ada yang sepenuhnya karena kelalaian kita, ada
juga yang terjadi karena kecerobohan orang lain. Namun apa pun yang terjadi, pasti atas izin
dari Allah. Pembelajaran atau hikmah di balik peristiwa
yang kita alami baru akan menjadi jelas beberapa saat setelahnya, mungkin juga
lama sesudahnya.
Oleh karena itu saat Anda mengalami sesuatu yang ‘merugikan’ Anda, atau rencana Anda tidak berlangsung seperti yang Anda harapkan, janganlah Anda buru-buru mengeluh, marah, kesal, jengkel, menyalahkan seseorang atau sesuatu atas peristiwa yang terjadi. Mohonlah agar Allah berkenan membuka mata dan telinga serta hati Anda agar Anda mengetahui apa makna di balik masalah dan kesulitan itu.
Oleh karena itu saat Anda mengalami sesuatu yang ‘merugikan’ Anda, atau rencana Anda tidak berlangsung seperti yang Anda harapkan, janganlah Anda buru-buru mengeluh, marah, kesal, jengkel, menyalahkan seseorang atau sesuatu atas peristiwa yang terjadi. Mohonlah agar Allah berkenan membuka mata dan telinga serta hati Anda agar Anda mengetahui apa makna di balik masalah dan kesulitan itu.
Anda tidak dapat memilih apa yang terjadi pada diri Anda, tetapi Anda selalu dapat memilih mempercayai ALLAH apa pun yang terjadi.
Untuk semua hal negatif kita harus berkata
kepada diri sendiri, “ALLAH pasti mempunyai jawaban yang positif untuk itu, dan
mempunyai rencana yang lebih baik untukku”
Salam Takzim,
Bagus H. Jihad
ada aja cara Allah nyelamatin mereka berdua
BalasHapusDengan cara yang terang-terangan atau ghaib. Kalau yg ini adalah secara terang-terangan.
HapusDan seringkali kita tidak menyadarinya.
Allah selalu mempunyai rencana positif buat hamba-Nya... selanjut tinggal hambanya mau menyadari atau tidak ya Om... :-)
BalasHapusAllah itu sesuai dengan prasangka hambanya...
HapusMaka dari itu, mari kita selalu berprasangka positif terhadap-Nya.
Karena memang Dia Maha Mengetahui hal yang tebaik untuk kita...
sesuatu banget.
BalasHapusKeajaiban Allah.
Keajaiban Allah terjadi setiap saat...
HapusKita memang manusia yg selalu diliputi salah dan khilaf...
Luar biasa..
BalasHapus:)
Bagaimana kabarnya?
HapusLama kita nggak ketemu...
Pastinya Luar biasa bukan...rizki yang kita dapatkan!
sbhanallah kejadian ini pernah ane rasakan dengan terang2an om, emang ada hikmah yang terpendam disuatu kejadian, dari kencing ketinggalan, ampe topi terbang juga bisa aja hp rusak di ganti ama yang baru :)
BalasHapusEmang HP-nya pernah rusak dan diganti yg baru?
HapusTerus tentang motor yang mogok gimana?
kisah 2 itu seseatu hikmah yang penuh rahasia ya, om :)
BalasHapusBener sekali Om Andi...
HapusAda kalanya hikmah itu sangat-sangat terlambat kita sadari. Dan kita sdh terlanjur berprasangka buruk.
cerita yg pertama mirip dg yg pernah diceritakan dosen saya dulu. cuma ini di yogyakarta. dan memang kejadian itu tidak bisa kita tebak. hanya Allah yg tahu kapan kita akan mati dan dg cara apa.
BalasHapusSetuju sekali...
HapusRejeki, Jodoh, Umur dan dimana kita mati serta bagaimana caranya, hanya Allah jualah yg Maha Mengetahui.
Doa dan karuniaNya adalah segalanya yang kita butuhkan