Minggu, 15 April 2012

Kisah Kencing dan Topi Yang Diterbangkan Angin


Ketika saya menuliskan posting ini, 3 kegiatan baru saja selesai saya jalani, alhamdulillah. Pagi hari tadi, adalah acara Kopdar Bloger Tangerang Raya yang tergabung dalam komunitas KBBC. Kopdar 3 bulanan ini selalu diisi dengan acara Donda (Donor Darah) di PMI Kota Tangerang. Acara selesai tepat jam 12 siang. Selanjutnya kami berangkat menuju RM Kawali untuk acara OBRAS (Obolan Santai) bareng teman-teman dari IMDLN (Indonesia Media Defense Litigation Network). Dan acara terakhir yang kami lakukan adalah obrolan untuk membahas acara Roadblog 2012 Blogilicious. Karena KBBC Tangerang mendapatkan jatah untuk menjadi tuan rumah dalam rangkaian acara ini.

Kejadian di Donor Darah ini yang ingin saya bagi dengan Anda para pembaca setia MSB. Sehari menjelang donor darah, saya sudah menyiapkan diri dengan baik, dan berniat untuk mendonorkan darah, diantaranya dengan makan yang cukup dan tidur lebih awal. Tetapi, Allah mempunyai rencana yang lain, ketika di periksa oleh petugas PMI, diulanginya hingga 3 kali seakan tidak percaya sambil bertanya,” Bapak sudah biasa seperti ini?’

“Biasa bagaimana?”, sahut saya.
“Tekanan darah Bapak sangat rendah, hanya 90/70”, jelasnya. “Dan, itu berarti Bapak tidak bisa donor”, sambungnya lagi.
“Apa Bapak tidak merasa pusing?”, Tanya lagi.
“Biasa saja!”, jawab saya enteng.
“90/70?” Tanya saya dalam hati.
“Baiklah, kalau tidak bisa, terima kasih,” sambil berlalu menuju ruang tunggu di mana teman-teman yang lain menunggu.

Sambil berpikir, kenapa tekanan darah saya bisa serendah itu, saya teringat dua buah cerita yang tepat untuk menambah kekuatan hikmah dari kejadian saya di atas.

Cerita #1

Peristiwa ini terjadi di daerah Padang Panjang, Sumatera Barat. Kejadian ini bermula dari sebuah daerah bernama Lintau di Batusangkar. Sebutlah A, seorang laki-laki berumur sekitar 45 tahun yang hendak melakukan perjalanan menuju kota Padang, dengan menumpangi sebuah angkutan umum.

Di tengah perjalanan, mobil berhenti karena ada seorang penumpang lain yang hendak naik. Penumpang baru ini membawa barang, yang harus diletakkan di atas kap mobil. Ketika kenek mobil sedang membenahi dan mengikat barang tersebut, A turun untuk kencing, tanpa memberitahu kenek mobil tersebut. Apa mau dikata, ketika dia membalikkan badan usai melaksanakan hajatnya, ternyata mobil yang ditumpanginya telah pergi. Seisi mobil, termasuk kenek dan sopir, tidak ada yang menyadari bahwa ada satu penumpang yang tertinggal.

Si A yang ditinggal pergi oleh mobil itu, tentu dongkol bukan kepalang, sumpah serapah keluar dari mulutnya. Tak henti dia menyesali kenapa mesti turun untuk kencing, yang menyebabkan dia tertinggal, dan harus berdiri di pinggir jalan yang sepi, sendirian….menunggu angkutan yang lain lewat.

Setelah sekitar tiga jam menanti, mobil yang lainpun melintas dan A dapat melanjutkan perjalanannya. Sekitar setengah jam perjalanan, terjadi kemacetan, seisi mobil hanya bisa menduga-duga apa yang terjadi. Mendekati TKP barulah diperoleh informasi adanya sebuah mobil angkutan yang tergelincir masuk ke dalam jurang.



Tahukah Anda mobil yang masuk jurang itu? Ya, itu adalah mobil yang meninggalkan si A ketika kencing tadi. Dan berdasarkan cerita nyata kejadian tersebut, sebanyak 17 orang tewas seketika.

Cerita #2

‎​Suatu hari di musim dingin, tampak rangkaian kereta api melaju malas menembus salju yang dingin.  Di sebuah stasiun kecil, kereta ini berhenti entah untuk kepentingan apa.  Dari salah satu gerbong terlihat seorang bapak setengah umur menjulurkan kepalanya keluar, menengok ke kiri dan ke kanan, sepi.  Kemudian dia melangkah keluar dari pintu kereta api.  Dia menggeliat, meregangkan badannya yang terasa penat duduk sekian lama dalam kereta.



Tiba-tiba ada angin ‘nakal’ yang bertiup kencang, menerbangkan topinya, menggelinding menjauh darinya.  Secara spontan dia berlari mengejar, hampir di ujung peron dia berhasil menangkapnya kembali.  Dibersihkannya topi itu dari salju, dikenakan kembali ke kepalanya sambil dipegang erat-erat, kemudian dia mendengar bunyi peliut kereta memecah kesunyian dan kereta itu terlihat mulai bergerak.  Spontan dia berteriak dan berlari ke arah kereta.  Langkahnya tersendat-sendat karena kakinya terbenam dalam tumpukan salju.  Tidak ada yang melihat usahanya itu, semakin lama jarak dirinya dengan kereta semakin lebar dan ... tertinggallah dia seorang diri di stasiun sepi itu, kedinginan.



Dengan rasa kesal menyesali nasibnya bercampur rasa syukur penghuni rumah mau dengan ramah menerima kehadirannya, lelaki setengah baya ini menceritakan mengapa dia sampai di situ.  Hatinya terhibur dan bersyukur dia dapat menginap di situ, terlindung dari ganasnya musim dingin.

Keesokan harinya, saat sarapan bersama dengan tuan rumah, mereka mendengar berita di radio bahwa kemarin terjadi kecelakaan kereta api.  Ternyata kereta api yang kemarin ditumpanginya tergelincir masuk ke dalam jurang.  Dikhawatirkan semua penumpang dan awak kereta tewas. 




Masalah, kesulitan, atau petaka bisa saja menghampiri kita tanpa terduga dan tanpa tanda apa pun.  Ada yang sepenuhnya karena kelalaian kita, ada juga yang terjadi karena kecerobohan orang lain.  Namun apa pun yang terjadi, pasti atas izin dari Allah.  Pembelajaran atau hikmah di balik peristiwa yang kita alami baru akan menjadi jelas beberapa saat setelahnya, mungkin juga lama sesudahnya.

Oleh karena itu saat Anda mengalami sesuatu yang ‘merugikan’ Anda, atau rencana Anda tidak berlangsung seperti yang Anda harapkan, janganlah Anda buru-buru mengeluh, marah, kesal, jengkel, menyalahkan seseorang atau sesuatu atas peristiwa yang terjadi.  Mohonlah agar
Allah berkenan membuka mata dan telinga serta hati Anda agar Anda mengetahui apa makna di balik masalah dan kesulitan itu.

Anda tidak dapat memilih apa yang terjadi pada diri Anda, tetapi Anda selalu dapat memilih mempercayai
ALLAH apa pun yang terjadi. 

Untuk semua hal negatif kita harus berkata kepada diri sendiri, “ALLAH pasti mempunyai jawaban yang positif untuk itu, dan mempunyai rencana yang lebih baik untukku”



Salam Takzim,
Bagus H. Jihad


14 komentar:

  1. ada aja cara Allah nyelamatin mereka berdua

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dengan cara yang terang-terangan atau ghaib. Kalau yg ini adalah secara terang-terangan.

      Dan seringkali kita tidak menyadarinya.

      Hapus
  2. Allah selalu mempunyai rencana positif buat hamba-Nya... selanjut tinggal hambanya mau menyadari atau tidak ya Om... :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Allah itu sesuai dengan prasangka hambanya...
      Maka dari itu, mari kita selalu berprasangka positif terhadap-Nya.

      Karena memang Dia Maha Mengetahui hal yang tebaik untuk kita...

      Hapus
  3. Balasan
    1. Keajaiban Allah terjadi setiap saat...
      Kita memang manusia yg selalu diliputi salah dan khilaf...

      Hapus
  4. Balasan
    1. Bagaimana kabarnya?
      Lama kita nggak ketemu...
      Pastinya Luar biasa bukan...rizki yang kita dapatkan!

      Hapus
  5. sbhanallah kejadian ini pernah ane rasakan dengan terang2an om, emang ada hikmah yang terpendam disuatu kejadian, dari kencing ketinggalan, ampe topi terbang juga bisa aja hp rusak di ganti ama yang baru :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang HP-nya pernah rusak dan diganti yg baru?
      Terus tentang motor yang mogok gimana?

      Hapus
  6. kisah 2 itu seseatu hikmah yang penuh rahasia ya, om :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener sekali Om Andi...
      Ada kalanya hikmah itu sangat-sangat terlambat kita sadari. Dan kita sdh terlanjur berprasangka buruk.

      Hapus
  7. cerita yg pertama mirip dg yg pernah diceritakan dosen saya dulu. cuma ini di yogyakarta. dan memang kejadian itu tidak bisa kita tebak. hanya Allah yg tahu kapan kita akan mati dan dg cara apa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju sekali...
      Rejeki, Jodoh, Umur dan dimana kita mati serta bagaimana caranya, hanya Allah jualah yg Maha Mengetahui.

      Doa dan karuniaNya adalah segalanya yang kita butuhkan

      Hapus

Pembaca yang BUDIMAN, Sudilah kiranya Anda meninggalkan pesan/komentar terkait artikel yang Anda baca, atau mengenai Blog ini. Terima kasih dan Salam Takzim.

Artikel Terkait