Selasa, 08 Februari 2011

Mengembangkan Kecerdasan Logika Pada Anak



Masih kuingat senyum dan semangatnya ketika anakku menang lomba “Calistung” (Membaca, Menulis dan Berhitung) tingkat kecamatan. Juga senyum dan semangatnya bercerita ketika menang lomba Calistung tingkat kabupaten. Ketika itu usianya baru 8 tahun.

Masih juga kuingat, bagaimana bangganya dia bisa menang lomba “Aritmatika (Sempoa)” se Jabodetabek, walaupun hanya juara III, saat itu usianya belum 9 tahun. Dengan semangatnya dia bercerita,”pesertanya umurnya lebih tua, Mas (cara dia menyebut namanya) yang paling kecil!” ketika dia ikut untuk kelompok umur 9-10 tahun.


Tapi kini...perlahan kemampuannya berhitung mulai melambat karena kurang berlatih. Karena ayahnya semakin sibuk bekerja, demikian juga dengan ibunya yang juga harus ikut mencari nafkah, agar dia mendapatkan pendidikan yang memadai.

Pintarkah anak kami? Latihanlah yang menyebabkan dia demikian. Ya, banyak berlatih. Tetapi ketika latihan itu mulai berkurang, seiring bertambahnya teman, dan kurangnya bimbingan, kecepatan dan kecakapan berhitungnya mulai luntur.

Setujukah anda bila saya mengatakan, “banyak orang tua yang stress manakala mengetahui anaknya memiliki nilai matematika yang rendah!”.

Hal ini karena adanya persepsi yang kuat dimasyarakat bahwa cerdas diidentikkan dengan nilai matematikanya yang baik. Banyak orang tua yang membanggakan tentang nilai matematika anaknya yang tinggi. Ada sebagian yang kecewa dengan nilai psikotes anaknya yang rendah. Sebenarnya nilai atau skor IQ tidaklah menentukan anak sukses dimasa depan. Banyak contoh dimana anak dianggap bodoh dan dikeluarkan dari sekolah tetapi bisa sukses di dunia kehidupannya.

Setiap anak adalah cerdas. Kalau dia rendah di logika matematika maka ia memiliki kecerdasan yang tinggi disisi lainnya (baca: Seberapa cerdaskah anda??? dan Kecerdasan Ganda). Oleh karena itu orang tua perlu mengenali bakat anak sejak dini dan fokus pada kelebihan anak. Jangan tuntut anak melebihi daripada kapasitas dirinya. Sesungguhnya yang membantu anak sukses bukanlah nilai atau skor tetapi kebiasaan yang dibentuk sejak dini. Kebiasaan membacanya yang baik, pasti akan membantu anak mengatasi persoalan hidup dimasa dewasanya. Kebiasaannya menjalin relasi, akan menolong dia ketika mengatasi sebuah persoalan.

Jumlah latihan menentukan kecepatan respon yang baik, termasuk dalam pelajaran matematika. Cepat tanggap dapat dilatih, tetapi kecerdasannya tetap tak berubah. Untuk anak dengan kecerdasan logikanya rendah maka diperlukan latihan contoh soal yang banyak. Manakala latihan tak dilakukan lagi maka anak tersebut menjadi kurang tanggap terhadap soal logika yang diberikan kepadanya.

Jumlah latihan dapat memperbaiki nilai matematika anak telah dibuktikan oleh banyak kursus yang mengajarkan berbagai metode. Kumon lebih menekankan jumlah latihan dengan banyak soal dengan target waktu tertentu. Aritmatika (simpoa) mengajarkan berhitung dengan cara membayangkan (kecerdasan imajinasi). Mereka hanya diajarkan tentang kecepatan menghitung operasi tambah, kurang, kali, bagi. Namun dapat meningkatkan nilai matematika anak. Kursus lainnya lebih mengandalkan pengembangan logika anak. Manakah yang terbaik????? Tentunya perlu disesuaikan dengan kecerdasan anak itu sendiri karena semua metode adalah baik dan telah teruji.

Dr. Kawashima mengajarkan agar otak orang dewasa terjaga kemampuannya hanya dengan cara yang sangat sederhana. Anda berhitung dengan kecepatan tinggi dari 1 sampai 120. Teknik kedua yaitu menghitung angka terbalik dari 100 menuju nol. Reksa dalam mind fokus exercisenya menghitung turun dan naik dengan menggunakan suatu gerakan. Banyak kemajuan dari anak yang disarankan menggunakan metode latihan kecepatan menghitung angka. Pokok persoalannya adalah bagaimana kita menantang otak untuk bekerja lebih keras maka sinaps di pre frontal lobe kita bertambah. Khusus untuk matematika maka bukan anak tak mengerti tentang soal yang diberikan tetapi mereka menjadi kurang teliti karena jumlah latihannya kurang. 60% kasus anak mendapatkan nilai buruk karena mereka tidak teliti bukan mereka tidak mengerti. Latihan kecepatan membuat mereka menjadi lebih teliti.

Metode pengajaran juga perlu diperhatikan. Metode yang salah menciptakan rasa pesimis anak sehingga ia menganggap dirinya “tak bisa” dan menumbuhkan daya juang yang lemah. Anak menjadi mudah putus asa manakala diberikan persoalan yang sedikit lebih sulit. Disamping kecerdasan yang dimiliki (Kecerdasan Ganda/Multiple Intelligence) maka faktor daya juang juga sangat menentukan anak sukses dimasa depan (Adversity Quotion, jadi disamping IQ, EQ, diperlukan juga AQ, juga perlu ditambah SQ).

Ciri-ciri anak dengan kecerdasan Logika di antaranya :
1.  Biasanya mempunyai kemampuan yang baik dalam bidang matematika dan system-sistem logika lain yang rumit.
2.   Mereka mengunakan penalaran dan logika serta angka angka dengan baik.
3.   Mereka berfikir secara konseptual dalam kerangka pola pola angka dan mampu membuat hubungan hubungan antara berbagai ragam informasi yang didapat.
4.  Mereka selalu ada rasa ingin tahu tentang dunia disekeliling mereka dan selalu menanyakan banyak hal serta mau mengerjakan eksperimentasi.
5.   Selalu mempermasalahkan dan menanyakan kejadian-kejadian yang ada, sehingga tak jarang mereka agak tak disukai atau membosankan karena terlalu banyak bertanya.

Adapun kemampuan anak dengan kecerdasan Logika di antaranya :
1.    Kemampuan dalam memecahkan  masalah.
2.    Mengkategorikan dan mengklasifikasi inforrmasi yang diperoleh.
3.    Bekerja dalam konsep abstrak untuk mengketahui hubungan antara konsep.
4.    Mampu menghubungkan rantai-rantai rasio untuk melihat perkembangan satu kegiatan.
5.    Melaksanakan eksperimentasi terkendali.
6.    Mampu mengerjakan perhitungan  matematika yang rumit dan sulit.

Cara Mengembangkan Kecerdasan Logika pada anak

1.    Menyelesaikan puzzle, dapat juga dengan permainan lain seperti ular tangga dan domino. Permainan ini akan membantu anak dalam latihan mengasah kemampuan memecahkan berbagai masalah menggunakan logika

2.    Mengenal bentuk geometri dapat dimulai dengan kegiatan sederhana sejak anak masih bayi, misalnya dengan menggantung berbagai bentuk geometri sebagai warna. Untuk anak usia TK permainan ini dengan cara permainan mengelompokkan.
3.    Mengenalkan bilangan melalui sajak berirama dan lagu, pengenalan bilangan melalui nyanyian anak-anak atau dapat juga membuat sajak berirama dan lagu tentang pengenalan bilangan dan konsep berhitung versi sendiri.
4.    Eksplorasi pikiran, melalui diskusi dan olah pikir ringan, dengan obrolan ringan, misalnya mengaitkan pola hubungan sebab-akibat perbandingan atau pengenalan bilangan dengan topik yang menarik bagi anak, bermain tebak-tebakan, bisa berupa teka-teki atau tebak-tebakan.
5.    Pengenalan pola. Permainan menyusun pola tertentu dengan menggunakan kancing warna-warni, pengamatan atas berbagai kejadian sehari-hari, sehingga anak dapat mencerna dan memahaminya sebagai hubungan sebab akibat
6.    eksperimen di dalam membawa anak berjalan-jalan  keluar rumah biarkan anak bereksplorasi dengan alam.
7.    Memperkaya pengalaman berinteraksi dengan konsep matematika, dapat dengan cara mengikutsertakan anak belanja membantu mengecek barang yang sudah masuk dalam kereta belanjaan, mencermati berat ukuran barang yang kita beli, memilih dan mengelompokkan sayur-mayur maupun buah yang akan dimasak.
8.    Games penuh strategi dan bereksperimen.
9.    Berikan PR dengan porsi lebih baik dari segi kualitas maupun kuantitaas soal.
10.  Berikan selalau reward atas keberhasilan anak dalm pencapaian suatu tahapan.


Sumber:
1.       Thomas Amstrong, 2005, 7 kinds of Smart
3.       Rini Mulyani, 2006,  Permainan Edukatif Dalam Perkembangan Logic-Smart Anak (skripsi), FIP, Universitas Negeri Semarang.
4.      Drs. Psi. Reksa Boeana, Executive Partner Smart Business Solution http://reksaboeana.blogspot.com/2010/01/mengembangkan-kecerdasan-logika.html/

9 komentar:

  1. this was a really nice post. In idea I want to put in writing like this additionally – taking time and actual effort to make an excellent article… but what can I say… I procrastinate alot and by no means appear to get something done.n visit to my blog y terbaik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih untuk apresiasi Anda.
      Saya sangat menghargai komentar Anda. Komentar Anda memperlihatkan bahwa Anda seorang yang cerdas.

      Salam Takzim,

      Hapus
  2. Balasan
    1. Terima kasih, Anda adalah seorang yang Cerdas.

      Hapus
  3. MAntaapp.. penting bagi orang tua yang mau mendidik anaknya cerdas.! thanks

    BalasHapus
  4. nyimas Mory zuhriana28 November 2012 pukul 13.59

    Tulisan yang bagus, terutama buat saya sebagai Ibu Rumah Tangga tulen.

    BalasHapus
  5. Sangat bermanfaat, terima kasih atas sharing artikelnya. sekiranya bisa juga kunjungi blog kami di http://rahasiaibunda.blogspot.co.id/ banyak informasi penting untuk pendidikan dan kesehatan anak

    BalasHapus
  6. Children do not understand about the questions asked, but they become less cautious, http://livecustomwriting.com/blog/page/32 because the amount of training is not available.

    BalasHapus

Pembaca yang BUDIMAN, Sudilah kiranya Anda meninggalkan pesan/komentar terkait artikel yang Anda baca, atau mengenai Blog ini. Terima kasih dan Salam Takzim.

Artikel Terkait