Kamis, 27 Januari 2011

Anak "Underachiever" Apakah itu??

Anak underachiever ada di setiap kelas dan berada dalam banyak keluarga. Mereka menyia-nyiakan sumber pendidikan, mencobai kesabaran para guru, dan memanipulasi keluarga mereka untuk melakukan yang mereka inginkan. Seperti apa ciri mereka?

Dr Sylvia Rimm, psikolog dan penulis buku best seller "See Jane Win" menuturkan, anak yang underachieve atau seorang underachiever, kemungkinan adalah anak yang kreatif, sangat verbal dan berkemampuan matematis yang sangat tinggi. Meskipun begitu, dengan bakat dimilikinya, anak yang tergolong underachiever tidak sesukses anak-anak lain di sekolahnya.

Rimm mengatakan bahwa, underachievement dapat didefinisikan sebagai ketidakmampuan atau kegagalan untuk menampilkan tingkah laku atau prestasi sesuai usia atau bakat yang dimiliki anak. Menurut Rimm, dengan kata lain, potensi si anak tidak terpenuhi (unfulfilled potentials). Namun demikian, underachievers tidak tergolong ke dalam satu golongan atau memiliki karakteristik yang sama. Underachievement muncul dalam bentuk yang luas dan beragam.

Profesor di Case Western Reserve University School of Medicine, Amerika Serikat.  menyatakan, underachievers cenderung untuk tidak teratur dan terorganisir. Mereka memiliki kemampuan belajar yang kurang baik. Mereka menganggap diri mereka telah belajar jika mereka telah membaca bahan pelajaran secara sekilas.

Direktur di Family Achievement Clinic at the Cleveland Clinic in Cleveland, Ohio, AS, ini menambahkan, beberapa di antara underachievers lambat dalam mengerjakan tugas dan perfeksionis. Atau sebaliknya, ada underachiever yang sangat cepat dalam mengerjakan tugas-tugasnya, tapi mereka tidak peduli dengan kualitas tugas yang dikerjakannya itu.

Beberapa underachievers adalah penyendiri dan menarik diri dari keramaian. Mereka tampak tidak menginginkan teman. Bahkan mungkin, underachievers lainnya terlihat angkuh dan mudah marah, agresif, dan terkadang memulai perkelahian ketika mereka masih berada di taman kanak-kanak.

Jika underachievers menunjukkan minat terhadap sekolah maka hal tersebut berkaitan dengan kehidupan sosial ataupun olahraga. Mereka akan memilih satu mata pelajaran yang disuka atau yang diajar oleh guru yang mereka sukai. Underachievers yang kreatif mungkin memiliki banyak ide tapi jarang sekali merealisasikan ide mereka menjadi kenyataan. Mereka jarang menyelesaikan pekerjaan yang telah mereka mulai. (bersambung)

 Hampir semua underachievers bersifat manipulatif terhadap lingkungannya. Secara terselubung, mereka dapat memanipulasi orangtua mereka untuk mengerjakan pekerjaan rumah mereka. Bahkan, mereka bisa "mengadali" gurunya untuk lebih membantu mereka atau memberikan tugas-tugas yang tidak terlalu menantang.  Bagi anak underachiever, sekolah adalah hal paling membosankan atau tidak relevan. Jika prestasi mereka tidak baik, mereka menyalahkan guru mereka yang payah dalam mengajar. Pun, kadangkala mereka kadangkala mengklaim, bahwa mereka tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan hasil atau prestasi yang lebih baik dan tidak yakin apakah mereka akan berhasil jika mereka bekerja lebih keras dari sekarang.

Rimm juga menyatakan, underachiever tidak dapat membangun kepercayaan diri yang kuat karena mereka tidak memahami inti dari bekerja keras. Menurutnya, kepercayaan diri dapat dibangun dengan menerima dan menaklukan setiap tantangan. Dan dari pencapaian yang aktual, seorang anak dapat membangun kepercayaan diri yang kuat.

Toh, underachiever kerap menolak diri mereka sendiri terhadap kesempatan untuk membangun kepercayaan diri yang kuat karena mereka tidak mengalami hubungan antara proses dan hasil, antara usaha dan pencapaian. Jika siklus underachieve ini terus berlanjut, anak akan terus mengalami perasaan semakin tidak mampu. Ketakutan terhadap kegagalan meningkat, dan sense of efficacy mereka menurun.

Memperkuat pandangan Rimm, menurut Montgomery seperti dalam jurnal Westminster Institute of Education, seorang anak dapat dikatakan underfunctioning bila memiliki lima dari indikator yang ada di bawah ini, yaitu:

1. Adanya pola yang tidak konsisten pada pencapaian dalam tugas-tugas sekolah.
2. Adanya pola yang tidak konsisten pada pencapaian pada mata pelajaran tertentu.
3. Adanya ketidakcocokan antara kemampuan dan pencapaian karena kemampuan yang dimiliki ternyata lebih tinggi.
4. Konsentrasi yang kurang.
5. Suka melamun atau mengkhayal di dalam kelas.
6. Terlalu banyak melawak di dalam kelas.
7. Selalu mempunyai strategi untuk menghindari pengerjaan tugas sekolah.
8. Kemampuan belajar yang rendah.
9. Kebiasaan belajar yang tidak baik.
10. Sering menghindar dan tidak menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
11. Menolak untuk menuliskan apa pun.
12. Terlalu banyak aktivitas dan gelisah atau tidak bisa diam.
13. Terlalu kasar dan agresif atau terlalu submisif dan kaku dalam bergaul.
14. Adanya ketidakmampuan untuk membentuk dan mempertahankan hubungan sosial dengan teman sebaya.
15. Adanya ketidakmampuan untuk menghadapi kegagalan.
16. Adanya ketakutan dan menghindar dari kesuksesan.
17. Kurang mampu untuk menggali pengetahuan yang dalam tentang diri dan orang lain.
18. Kemampuan berbahasa yang rendah.
19. Terus berbicara dan selalu menghindar untuk mengerjakan sesuatu.
20. Merupakan bagian dari kelompok minoritas.

Sumber:
www.episentrum.com/  & www.wholefamily.com/
kompas.com/

0 komentar:

Posting Komentar

Pembaca yang BUDIMAN, Sudilah kiranya Anda meninggalkan pesan/komentar terkait artikel yang Anda baca, atau mengenai Blog ini. Terima kasih dan Salam Takzim.

Artikel Terkait