[Mimpi Siang Bolong] ~ Sebelum membaca artikel ini, ada baiknya anda membaca terlebih dahulu artikel "Kecerdasan Visual". Kecerdasan ini ditunjukkan oleh kemampuan seseorang untuk melihat secara rinci gambaran visual yang terdapat di sekitarnya. Kecerdasan ini sangat dituntut pada profesi-profesi seperti fotografer, seniman, navigator, arsitek. Pada orang-orang ini dituntut untuk melihat secara tepat gambaran visual dan kemudian member arti terhadap gambaran tersebut.
Bagaimana cara mengembangkan Kecerdasan Visual ini pada anak-anak kita?
Bunda Arifah Handayani (Smart Parenting, pada http://www.facebook.com/note.php?note_id=113269493549) mengemukakan bahwa "Anak-anak yang unggul dalam bidang ini paling efektif belajar secara visual. Mereka perlu diajari melalui metafora,visual dan warna. Beri mereka peluang untuk mengambar dan melukis.Terkadang anak yang kecerdasan spasialnya sangat berkembang mengalami kesulitan di sekolah, terutama apabila di sekolah mereka tidak ada penekanan pada metode seni atau visual dalam memberikan informasi."
Dibawah ini adalah contoh keterampilan yang bisa dipraktekan di rumah.
- Disain buku: anak menggambar sampul buku dengan karya-karyanya,
- Pameran lukisan bulanan: anak diberi waktu untuk melukis/menggambar. Hasilnya dipamerkan.Undang teman atau saudara sebagai penonton.
- Warna dunia: siswa mencoba menemukan berbagai spectrum warna dengan berbagai campuran cat air pada media.beri nama tiap warna yang berhasil dibuat anak dan dikodifikasi atau dipamerkan.
- Sang kolektor: mengkoleksi benda apapun atau hasil karya anak. Bisa benda apa saja yang kita temui sehari-hari,seperti berbagai jenis daun atau batu.
- Ahli puzzle: anak diminta menggambar sebuah tema dari berita, lalu dibuat puzzle.
- Lukisan abstrak di computer.Jangan lupa, print lalu dokumentasikan.
- Simbol rumahku: anak diminta menggambar symbol tentang segala sesuatu yang ada di lingkungan rumahnya.Cth: seperti membuat direktori arah ruangan atau gantungan di pintu kamar.
- Berkunjung ke pameran lukisan atau fotografi,museum,landmark arsitektur,atau planetarium.
- Bermain lego atau balok
Tips: pilih salah satu atau beberapa kegiatan saja. Masing-masing proyek di beri time frame.Contoh: Minggu ke 1; desain buku, Minggu ke 2; warna dunia, dst. Sesuaikan tiap proyek kreatif tersebut dengan usia dan kemampuan anak. Penting, untuk mengapresiasi setiap proyek kreatif tersebut. Pujilah bila ia berhasil, bimbinglah untuk mencapai kesempurnaan, simpan semua rekapitulasi kegiatan tersebut.
Beberapa tip untuk mengembangkan kecerdasan Visual pada anak sejak dini (dapat dilihat pada: ibudanbalita.com; duniaanak.lumba-lumbi.com) adalah:
Kenalkan arah
Saat anak memasuki usia 2 tahun Anda sudah bisa mengajarkannya mengenal arah dengan mulai membedakan tangan kanan dan kiri atau kaki kanan dan kiri. Jika anak sudah mulai paham, saat jalan pulang ke rumah tanyakan “Jalan pulang belok kanan atau kiri ya?” kemudian minta anak menunjukkan arah tersebut (kanan atau kiri). Anda pun bisa mengamati, benar atau tidaknya arah yang ditunjukkan si kecil.
Bermain puzzle dan balok
Sebaiknya jumlah puzzle disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Saat berusia 3 tahun, coba lima keping puzzledulu. Semakin usia bertambah jumlah puzzle pun bertambah. Begitu pun dengan bermain balok, semakin bertambah usianya, lebih tinggi pula tingkat kesulitannya.
Belajar bentuk
Saat Anda membaca buku bersamanya, minta anak memperhatikan bentuk-bentuk rumah, bola, atau benda yang ada di buku. Sebutkan konsep garis seperti melengkung, lurus, zig-zag, bentuk bulat, persegi, atau kerucut. Deskripsikan suatu bentuk secara verbal, kemudian minta anak menggambarkannya.
Membuat peta
Saat anak berusia 4-5 tahun, Anda bisa mengajaknya membuat peta sederhana, misalnya membuatkan peta perjalanan dari rumah menuju ke sekolahnya. Untuk melatih daya visualisasi, minta anak membuat denah rumah. Dari kegiatan ini, anak mampu memvisualisasikan tata letak dan ruang ke dalam bentuk dua dimensi. ”Yang perlu diingat, sebaiknya orangtua menjadikan kegiatan ini lebih menyenangkan dan interaktif,” ujar Ike.
Bermain tangram
Tangram menyerupai puzzle dengan kepingan tipis, bedanya kepingan berbentuk geometri, seperti segitiga, persegi panjang, jajaran genjang, dan sebagainya. Anak akan tertarik melihat bentuk-bentuk geometri yang berbeda-beda.
Menggambar dan mewarnai
Anak berlatih membentuk berbagai gambar dari sebuah garis lurus atau lengkung. Ini bertujuan melatih anak menerjemahkan suatu bentuk kedalam pikirannya menjadi gambar dua dimensi. Sedangkan, kegiatan mewarnai, bisa melatih anak mengenal batasan posisi warna merah atau kuning supaya tidak melewati garis. Sesekali minta anak membuat gambar berdasarkan cerita dongeng yang Anda bacakan.
Utak-atik play dough
Ketika anak masih berusia kurang dari dua tahun, berikan permainan yang melatih keterampilan tangan seperti play dough. Sehingga anak bisa membuat sekaligus mengenal beragam bentukan misal, bulat, kerucut, atau segi empat.
Belajar mengamati
Saat melihat suatu gambar, ajak anak melihat detail-detailnya. Kemudian tanyakan kembali detail tersebut misalnya ‘Jendelanya berbentuk apa?’ atau ‘ceritakan apa saja sih yang ada di rumah tadi’.
Tanda Mendeteksi
Untuk memperjelas karakter anak cerdas visual spasial ada beberapa tanda yang bisa membantu orangtua mendeteksinya sekaligus menstimulasinya sesuai dengan usia anak. Jika kemampuan anak mendahului umurnya, Anda tinggal menyesuaikan stimulasi yang tepat. Dalam buku Multiple Intelligences, Howard Gardner menyebutkan tahap kemampuan visual spasial anaK:
Usia 0-15 bulan
Bayi biasanya mengikuti pergerakan benda yang ada dihadapannya dengan jarak tertentu. Ambil sebuah mainan kemudian goyang-goyangkan untuk menarik perhatiannya. Secara perlahan gerakkan benda ke kanan dan kiri agar anak mengikuti gerakan benda dengan matanya. Di usia 6-15 bulan bayi juga mulai menyadari perbedaan bentuk, ukuran dan warna. Rangsang anak dengan memberikan peralatan atau mainan yang aman dengan bentuk dan warna menarik.
Usia 15 bulan-2 tahun
Anak sudah mulai belajar mengklasifikasikan benda-benda dengan warna, bentuk, dan ukuran yang sama. Taruhlah benda-benda yang dia kenali, seperti mainan berbentuk balok, bulat atau perlengkapan makannya. Kemudian kelompokkan barang-barang tersebut. Sebaiknya ukuran benda jangan terlalu kecil.
Usia 2 tahun
Di usia ini anak sudah dapat menumpuk balok-balok yang lebih tinggi, karena sudah memiliki koordinasi tangan yang baik. Anak juga sudah mulai bisa diperkenalkan dengan puzzle sederhana. Bila sudah bisa merangkainya, coba beri tingkat kesulitan yang lebih tinggi dengan menggunting kepingan menjadi beragam bentuk dan ukuran.
Usia 3 tahun
Kini saatnya ajak anak mengeksplorasi lebih banyak hal lagi. Jika anak sudah tertarik melukis dengan tangan (finger painting), menggambar dengan kuas, mewarnai, menempel, bermain kertas lipat, dan menggunting kertas akan lebih mengasah kemampuan cerdas visualnya. Selain itu anak belajar mengekspresikan dirinya.
Usia 4 tahun
Imajinasi anak sedang berkembang di masa ini. Gunakan ini sebagai kesempatan untuk memberikan sejumlah permainan yang membantunya mengenal perbedaan bentuk, ukuran, jumlah, keseimbangan dan perbedaannya. Saat anak bermain balok jelaskan bentuk-bentuk balok misalnya segitiga memiliki tiga sisi dan balok segi empat memiliki empat sisi. Minta anak membuat suatu ‘bangunan’ berdasarkan imajinasinya sendiri.
Usia 5 tahun
Di masa ini kemampuan imajinasi anak diterjemahkan ke dalam bentuk yang lebih bertema, artinya tidak asal-asalan. Misalnya, saat menggambar orang, anak umumnya melengkapi dengan tangan dan kaki atau anggota tubuh lainnya. Perlihatkan buku cerita yang memuat gambar-gambar menarik. Lalu minta anak menebak ceritanya dengan hanya melihat gambar sampulnya saja.
Baca Juga:
0 komentar:
Posting Komentar
Pembaca yang BUDIMAN, Sudilah kiranya Anda meninggalkan pesan/komentar terkait artikel yang Anda baca, atau mengenai Blog ini. Terima kasih dan Salam Takzim.