Sabtu, 26 Maret 2011

Kisah Integritas Kelelawar

[Mimpi Siang Bolong]

Sering kita mendengar kata integritas (inggris: integrity; latin: integer). Integritas merupakan sebuah konsep konsistensinya tindakan, nilai, metode, ukuran, prinsip, ekspektasi dan keluaran. Dalam hal moral dan etika, integritas diartikan sebagai yang mempunyai kejujuran, dapat dipercaya tepatnya tindakan seseorang.

Integritas adalah melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang Anda katakan dan apa yang Anda lakukan.  Integritas membuat Anda dapat dipercaya. Integritas membuat orang lain mengandalkan Anda.  Integritas adalah penepatan janji-janji Anda.

INTEGRITAS. Satu kata yang banyak mengandung arti dan sarat dengan makna. Integritas dalam KBBI berarti “mutu, sifat, atau keadaan yg menunjukkan kesatuan yg utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yg memancarkan kewibawaan; kejujuran.” Kesatuan dalam hal ini berarti adanya konsistensi antara apa yang kita katakan dengan apa yang kita perbuat. Dalam kamus ‘Purwadarminta’ adalah kata benda : yang berarti kesempurnaan, kesatuan, keterpaduan, ketulusan. Semua arti kata itu tepat sekali mendukung pembentukan sosok pribadi manusia sesuai yang diharapkan yaitu manusia yang “paripurna” atau secara sederhananya ialah manusia yang penuh dengan “kemuliaan”. 

Contoh menarik tentang integritas digambarkan oleh cerita berikut ini,
Perang meletus di planet ini! Bukan perang Baratayuda! Bukan pula perang Teluk! Perang itu terjadi antara bangsa burung melawan bangsa binatang buas. Saat pertempuran fajar hari itu, burung-burung nyaris kalah. Lalu kelelawar melihat gelagat bahwa mereka akan kalah total. Ia menjauh dan bersembunyi di balik pohon, dan berdiam diri hingga pertempuran itu berakhir.
Lalu binatang-binatang buas meninggalkan medan pertempuran, dan kelelawar ikut bergabung bersama mereka!
Setelah beberapa saat para binatang buas itu saling bertanya, "Lho, bukankah kelelawar itu termasuk burung yang bertempur melawan kita?"
Percakapan itu didengar kelelawar, ia pun berkata, "Oh, tidak. Aku termasuk bangsa kalian. Aku bukan bangsa burung. Apa kalian pernah melihat burung bergigi ganda? Kalian bisa periksa mulut burung-burung itu, pasti tidak ada yang bergigi ganda. Kalau kalian bisa menemukan seekor burung saja yang bergigi ganda, maka aku boleh kalian tuduh sebagai burung. Tapi, kalau tidak, itu artinya aku adalah sebangsa dengan kalian, binatang buas!"
Binatang-binatang buas terdiam. Dibiarkanlah kelelawar hidup di perkampungan mereka.
Perang sempat jeda, sampai akhirnya tiba-tiba bangsa burung menyerbu perkampungan binatang buas. Binatang-binatang buas itu kalang kabut. Pertempuran itu berlangsung tak lama. Kelelawar hanya menyaksikan pertempuran itu dari balik ranting-ranting pohon. Berakhirlah perang itu dengan kemenangan bangsa burung! Dan, kelelawar ikut pulang ke perkampungan bangsa burung.
Saat para burung melihatnya, mereka menegur kelelawar,"Hai, kamu itu musuh kami. Kami melihat engkau bersama binatang buas itu dan ikut melawan kami!"
"Tidak, kalian salah lihat!" kelelawar mengelak. "Aku ini bangsa kalian. Apa kalian buta dengan mengatakan aku sebagai binatang buas? Apakah kalian pernah melihat seekor binatang buas memiliki sayap? Temukan seekor yang bersayap, baru kalian bisa tuduh aku si binatang buas!" gertak kelelawar.
Burung-burung tak lagi berkicau, mereka diam dan membiarkan kelelawar membuat sarangnya berdampingan dengan mereka.
Tak ada perang yang tak berakhir! Pepatah itu ternyata berlaku untuk kedua bangsa binatang itu. Mereka berdamai dan sepakat mendirikan Persatuan Bangsa Binatang. Dalam sidang perdana PBB itu, mereka gunakan untuk membahas kelelawar. Setelah sekian banyak prajurit memberikan kesaksian, maka pimpinan sidang PBB berkesimpulan: "Jadi, kelelawar itu selalu berpindah-pindah pihak selama peperangan berlangsung? Siasat kelelawar itu benar-benar menunjukkan bahwa dia itu cacat moral, tercela sebagai binatang. Kelelawar tidak memiliki integritas!"
Sidang PBB pun menjatuhkan vonis kepada kelelawar, "Hai, kelelawar, kami akan kenakan sanksi embargo kepadamu! Mulai sekarang kamu hanya boleh terbang pada malam hari. Kamu tidak akan pernah mempunyai teman, baik mereka yang terbang maupun yang berjalan!"
Kelelawar pun tertunduk lesu meratapi nasibnya. Ia tidak pernah menyadari bahwa integritas itu merupakan kekayaan yang bisa dipakai untuk mengatasi kesulitan hidup ini.


Ada 10 karakteristik yang secara konsisten diperlihatkan oleh orang-orang dengan integritas (menurut Andrian Gostik & Dana Telford). Kita bahas hal ini pada posting berikutnya. Semoga kita termasuk orang yang memiliki integritas.

Bacaan: 
Kumpulan tulisan Jansen H. Sinamo dalam kontemplasi yang berjudul "Dari Pemikat Perkutut sampai Pemenang Nobel.





2 komentar:

Pembaca yang BUDIMAN, Sudilah kiranya Anda meninggalkan pesan/komentar terkait artikel yang Anda baca, atau mengenai Blog ini. Terima kasih dan Salam Takzim.

Artikel Terkait