Sabtu, 23 April 2011

Awas, Racun Dalam Dirimu !!!

Mimpi Siang Bolong
[Baguse-rek]    Ular kobra adalah ular yang mempunyai salah satu racun yang paling mematikan di dunia ini.  Apabila ada manusia yang sampai digigit oleh ular kobra, dia harus segera mendapat pertolongan, sebab bila terlambat korban bisa meninggal.  Tahukah Anda bahwa manusia juga menghasilkan racun yang tak kalah berbisanya dari racun kobra?  Kalau ular dan binatang berbisa lain menghasilkan racun yang mencelakai mangsa atau makhluk lain, racun manusia mencelakakan dirinya sendiri.  Racun ini juga mematikan, tetapi yang mati adalah penghasil racun itu sendiri, tanpa dia sadari.  Racun ini bisa diproduksi oleh setiap orang, dan uniknya lagi setiap orang bisa mengatur seberapa tinggi kadar mematikan dari racun yang dia ciptakan.  Pembuat racun ini boleh jadi mati dalam arti sesungguhnya, atau dia bisa masih tetap hidup, tetapi sejatinya dia bak orang mati.  Dia keracunan sehingga dirinya terbebas dari rasa bahagia.  Racun yang diproduksi manusia itu diberi nama sakit hati.

Dalam hidup diri kita masing-masing, kita pasti mengalami berbagai hal, berjumpa dengan banyak orang yang telah menorehkan luka di hati kita.  Sebagian luka boleh jadi langsung bisa sembuh dengan sendirinya.  Akan tetapi, sebagian besar masih terbuka dan masih terasa perih di hati Anda.

Luka yang masih terbuka itu bisa saja kita wujudkan menjadi marah, dendam, dan benci yang tidak berkesudahan.  Atau, luka tadi kita wujudkan menjadi rasa menderita yang tanpa sadar selalu menghantui ke mana pun langkah kita pergi.  Hidup kita tidak pernah merasa tenang, dan hati kita tak kunjung merasa tenteram. 

“Memaafkan dia?  No way!  Enak aja!  Dulu ketika masih kekurangan, aku yang mendampinginya, aku yang ikut bekerja untuk membiayai rumah tangga.  Aku yang hamil, melahirkan, dan membesarkan anak-anak.  Sekarang sesudah uangnya banyak dan badanku peyot, dia seenaknya selingkuh dengan perempuan yang pantas jadi anaknya.    
Memaafkan tidak akan membuat dia jera, memaafkan itu hanya dilakukan oleh orang yang lemah hatinya!” begitu ungkap seorang perempuan tentang suaminya, yang selingkuh dengan seorang ABG, kepada pembimbing rohaninya.  Rupanya ibu ini adalah penganut paham mata ganti mata, gigi ganti gigi, kalau perlu ditambah “bunga”.  Secara tidak sadar, kita hidup bersama dengan emosi-emosi negatif, yang menghambat kita terbang seperti elang, dengan perasaan bebas dan bahagia.

"Hati-hati bu, nanti malah jadi penyakit, kalo emosi negatif berlebih, bisa keserang lho livernya," sahut pembimbing rohani itu berusaha meredam emosi yang berkobar-kobar dari sang ibu. 

Pendapat ibu itu pun keliru karena, “Orang yang lemah tidak akan pernah bisa memaafkan.  Memaafkan adalah sebuah atribut yang hanya dimiliki oleh mereka yang kuat,” demikian ujar Mahatma Gandhi.  Perkataan itu konon juga dipraktikkannya, “Aku memaafkan engkau,” kata Gandhi kepada penembaknya, Nathuram Godse. 

 "Tubuh dan pikiran adalah satu sistem, dan keduanya saling mempengaruhi.”  Kalau pikiran kita penuh dengan emosi negatif, ingin membalas dendam, berbagai hal yang negatif juga akan mendekati kita.  Tubuh menjadi sakit, mengambil keputusan keliru, ditipu orang, melakukan berbagai kesalahan, bahkan mengalami kecelakaan adalah beberapa contohnya. 

Dengan kata lain, bukan kemampuan menyimpan kemarahan dan kebencian yang menjadikan Anda sebagai sosok yang kuat.  Bukan pula sehebat apa Anda mampu membalas dendam atas luka yang telah Anda rasakan.  Bukan, bukan itu semuanya.  Anda adalah sosok yang kuat ketika Anda mau memaafkan, benar-benar memaafkan, bahkan ketika orang yang melukai Anda tidak meminta maaf kepada Anda.



Dengan memaafkan, Anda telah mengizinkan diri Anda sendiri untuk bisa menjalani hidup ini dengan penuh rasa syukur dan bahagia.  Andalah yang telah menjebol penjara kemarahan dan penderitaan di hati Anda, karena sesungguhnya Anda sendirilah pemegang kunci atas hati Anda sendiri.

Dalam ’10 Prinsip Untuk Ketenagan Pikiran’ pada poin 2, disebutkan:
Ini adalah metode terbaik untuk menenangkan pikiran. Kita sering memendam sakit hati kita untuk orang yang menghina atau merugikan kita. Kita bahkan memelliharanya . Hal ini pada gilirannya mengakibatkan kita kurang tidur, mengalami  radang perut karena asam lambung meningkat, dan tekanan darah tinggi. Penghinaan atau sakit hati ini mungkin terjadi hanya sekali, tetapi penderitaan kita tak akan pergi selamanya dengan terus-menerus mengingat hal itu. Ini merupakan hal buruk yang selalu kita lakukan. Hidup ini terlalu singkat untuk hal-hal sepele seperti ini. Memaafkan dan melupakan, dan biarkan cinta berkembang dengan berbagi dan memaafkan. (Baca juga 12,5 Prinsip memaafkan dari Anthony Dio Martin)

Mulai saat ini buanglah racun dalam diri Anda.  Gantilah racun “sakit hati” itu dengan memaafkan dan membuang semua amarah, dendam, dan kebencian ke dalam tempat sampah, karena memang di situlah tempatnya.  Ingat, jangan sampai Anda ingin mengambilnya kembali, itu sampah.



Ide tulisan Alexander Sindoro (HR_Excelency):
Sakit Hati oleh Jamil Azzaini (www.jamilazzaini.com)
Saya Tidak Pemarah tapi Pendendam oleh Putu Putrayasa
’10 Prinsip untuk Ketenangan Pikiran (Bag. 1) http://baguserek.blogspot.com/


11 komentar:

  1. Terimakasih atas pencerahannya. :)

    BalasHapus
  2. @Erwin
    Sama-sama Sobat, salam takzim.

    BalasHapus
  3. posting ok banget.....
    Selalu husnudhon dan pemurah itulah obat yang diajarkan Islam untuk menangkal racun yang satu ini.
    Maa baru balas, soalnya hampir seminggu jaringannya error.
    Terima kasih telah berkunjung ke http://gunawank.wordpress.com/kisah-sufi/

    BalasHapus
  4. @Gunawank:
    Terima kasih Mas Gunawank, salam persahabatan Sobat, Salam takzim.

    BalasHapus
  5. Benar banget. Amarah dan dendam tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah dan hanya akan menjadi bibit kebencian yang terus menyiksa jiwa kita

    BalasHapus
  6. @Ifan Jayadi:
    Ya, begitulah Mas Ifan, saya juga terus belajar bagaimana caranya meredam amarah dang menghilangkan dendam kesumat. kalau kita bisa...mungkin kehidupan akan berjalan aman tenteram. Tengkyu, salam takzim.

    BalasHapus
  7. nice note pak,memupuk rasa marah akan membuat hidup tidak tenang dan tentu saja tidak bisa berpikir positive.......
    ijin share ya pak.....

    BalasHapus
  8. Aku tak punya dendam padamu, apakah engkaupun demikian...? semoga...
    The nice note sobat, i like it...

    BalasHapus
  9. @intan:
    Terima kasih kalau menyukainya, silahkan untuk di share. Semoga menjadikan saya lebih semangat ngeblog. Tengkyu, Salam takzim.

    BalasHapus
  10. @yuyu djafar:
    Uhkti yuyu, tdk ada dendam dalam hati ini. Tengkyu like-nya, semoga tambah semangat ngeblognya. Kirimin dong ide2mu yg bs kuangkat jadi tema.
    Tengkyu, Salam takzim.

    BalasHapus
  11. @yuyu djafar:
    Uhkti yuyu, tdk ada dendam dalam hati ini. Tengkyu like-nya, semoga tambah semangat ngeblognya. Kirimin dong ide2mu yg bs kuangkat jadi tema.
    Tengkyu, Salam takzim.

    BalasHapus

Pembaca yang BUDIMAN, Sudilah kiranya Anda meninggalkan pesan/komentar terkait artikel yang Anda baca, atau mengenai Blog ini. Terima kasih dan Salam Takzim.

Artikel Terkait