Thumb Up |
Pembaca MSB yang budiman, karena
Diklat tersebut diadakannya hampir 3 tahun yang lalu, sudah barang tentu, saya sedikit
agak lupa. Cerita tentang jemari ini, kalau tidak salah ingat, diberikan oleh
seorang Widyaiswara dari Kejaksaan Agung, yang kebetulan seorang wanita.
Mumpung belum lupa lagi, saya langsung saja dengan cerita tentang falsafah jari
ini.
Falsafah #1
Sebagaimana sudah diketahui, jari tangan
terdiri atas lima buah, dengan nama Jempol, Telunjuk, Jari Tengah, Jari Manis
dan Kelingking. Sekarang Anda perhatikan dulu dari segi penamaannya, kenapa dua
jari (tengah dan manis), masih menggunakan embel-embel jari? Sedangkan tiga
yang lain, tidak melekat?
Perhatikanlah, disana ada si gendut
Jempol yang selalu berkata baik dan menyanjung.
Ada Telunjuk yang suka menunjuk dan memerintah. Ada si jangkung Jari Tengah yang nampak sombong
karena paling panjang. Ada Jari Manis yang selalu menjadi teladan, baik, dan
sabar sehingga sering diberi hadiah. Dan ada kelingking yang lemah dan penurut.
Tetapi,
rasakanlah…dengan perbedaan positif dan negatif yang dimiliki masing-masing
jari, mereka bersatu untuk mencapai 1 tujuan (saling melengkapi). Pernahkah Anda
bayangkan bila tangan hanya terdiri dari jempol semua?
Falsafah
ini sederhana namun sangat berarti. Kita terlahir dengan segala perbedaan yang
kita miliki dengan tujuan untuk bersatu. Saling mengasihi, Saling menolong, Saling
membantu, Saling mengisi dan Saling menghargai. Bukan untuk: Saling menuduh, Saling
menyalahkan, Saling merusak ...Semua perbedaan di atas, agar kita rendah hati.
Falsafah #2
Pada falsafah yang kedua ini, bayangkankan bila Anda sedang
berdoa menghadap Sang Maha Pemberi, menyanjungnya dan meminta. Peragakan sambil
mengangkat kedua tangan, dan kedua telapak tangan terbuka. Inilah kenyataan yang
Anda temui.
Jempol, jari ini adalah yang paling
dekat dengan Anda, baik yang kiri maupun yang kanan. Jadi, mulailah berdoa bagi
orang-orang yang sangat dekat dengan kehidupan Anda. Orang-orang yang sangat
berjasa Kepada Anda. Sebutkan nama-nama mereka yang Anda kenal dengan baik. Anda
bisa memulainya dengan mendoakan kedua orang tua, Kakak, adik dan handai taulan
Anda lainnya. Katakanlah yang baik tentang mereka dengan sanjungan.
Telunjuk. Jari kedua yang terdekat
dengan Anda adalah si telunjuk. Karena
telunjuk adalah menunjukkan dan mengarahkan. Maka, doakan bagi mereka yang
mengajar. Ini termasuk ulama, cerdik pandai, guru, dokter, dan para pendidik
lainnya. Mereka butuh dukungan, agar dapat menunjukkan arah yang tepat bagi mereka
yang membutuhkan.
Jari Tengah. Ini jari yang paling
tinggi, berarti Anda harus ingat pada para pemimpin bangsa. Doakan presiden
hingga para pejabat dibawahnya. Doakan para pemimpin organisasi sosial maupun
bisnis. Doakan mereka dikaruniakan kesehatan dan kejernihan pikiran, agar
benar-benar memperjuangkan kepentingan masyarakat luas diatas kepentingan
pribadi dan kelompoknya.
Jari Manis. Jari keempat adalah
jari yang paling lemah. Nah, guru piano pun biasanya cukup kebingungan ketika
berhadapan dengan si jari yang lemah ini. Oleh sebab itu, mari kita doakan bagi
saudara-saudara kita yang lemah, kena musibah, dan lain-lain. Kita doakan bagi
mereka yang dianggap sebagai sampah masyarakat. Mereka sangat membutuhkan
doa-doa Anda, baik siang maupun malam. Tapi, bukan cuma doa, lho! Sisihkan juga
sebagian hak mereka di dalam harta kita.
Kelingking. Jari terakhir ini
adalah yang paling kecil diantara jari-jari manusia. Inilah jari yang menggambarkan
sikap kita yang seharusnya rendah hati saat berhubungan dengan Tuhan dan
sesama. Jadi, jangan lupakan berdoa bagi diri sendiri. (sumber: disini)
Falsafah #3
JEMPOL, adalah perlambang penguasa.
Jempol adalah jari yang mengumpulkan semua keunggulan empat jari yang lain, dan
mengontrolnya untuk dapat melakukan sesuatu, mensinergikan semua kekuatan empat
jari yang lain, dan meledakkannya pada momentum yang tepat. Bukalah telapak tangan
Anda, dan bawalah jempol anda menyentuh keempat jari lainnya. Itulah seharusnya
penguasa, menemui keempat unsur yang lainnya.
TELUNJUK, adalah perlambang orang
kaya/pengusaha, itulah kenapa kita terbiasa menunjuk-nunjuk sesuatu, atau
memerintahkan seseorang melakukan sesuatu dengan telunjuk, persis seperti orang
kaya yang kelakuannya mau apa-apa tinggal tunjuk. Perhatikan posisi Telunjuk,
dia diapit oleh dua jari, Jempol dan Jari Tengah. Maka, pantaslah bila
Pengusaha/orang kaya dekat dengan penguasa. (Apakah dengan kedekatan itu,
mereka selalu Kong Kali Kong?) Untunglah ada Jari Tengah!
JARI TENGAH, adalah perlambang
seorang yg beriman (pemuka agama), jari tengah merupakan jari yang paling
tinggi diantara kelima jari, akan tetapi
setiap kali kita akan makan menggunakan tangan, atau mengambil suatu barang,
secara atomatis jari tengah akan menarik diri menjadi sejajar dengan empat jari
lainnya. Itulah perlambang kebijakan jari tengah. Perhatikan kembali telunjuk
Anda, selain dekat dengan penguasa, maka dia akan selalu diingatkan untuk ingat
Tuhan oleh Jari Tengah!
JARI MANIS, adalah perlambang
orang-orang bijak, orang-orang berilmu. Maka dia selalu berdekatan dengan
pemuka agama, agar ilmunya tidak disalah gunakan…agar ilmunya dimanfaatkan
sesuai dengan segala norma yang berlaku, untuk kepentingan rakyat.
KELINGKING, menggambarkan rakyat
kebanyakan. Rasakanlah, bahwa kelingking Anda sukar untuk menemui Jempol,
Telunjuk dan Jari Tengah bahkan Jari Manis. Untuk menemuinya, dia harus
berupaya keras! Berbeda dengan Jempol yang dengan mudahnya menemui keempat jari
yang lain.
Perhatikanlah, ketika penguasa
(Jempol) berkehendak berkunjung/menemui, pengusaha, pemuka agama, orang
bijak/cerdik pandai dan rakyat, maka keempatnya akan menundukkan diri, yang
melambangkan kepatuhan. Bila ini Jempol/Penguasa ini membawa HUKUM, bayangkan alangkah
Indahnya. Perhatikan juga KELINGKING, ketika berkehendak menemui Jempol,
Telunjuk, Jari Tengah dan Jari Manis, usahanya akan gagal bilamana keempatnya
tidak menyambutnya! Bukankah demikian seharusnya.
Anda dapat mengembangkan pengertian
ini sendiri dengan bahasa Anda.
Intermezo
Falsafah #3
Sedikit berbeda dari Falsafah #3, khususnya untuk JARI MANIS dan KELINGKING, yang diartikan seperti berikut ini:
JARI MANIS, adalah perlambang pemuda, pemuda selalu manis untuk dipandang. Pemuda itu adalah mereka yang memiliki kepandaian, luas pengetahuannya, sopan santun tingkah lakunya, atau karna hal-hal lain. Itulah kenapa kita pasang cincin di jari manis kita, itu perlambang keindahan pemuda! (Benarkah?)
KELINGKING. Jari Kelingking, tak lain tak bukan adalah perlambang wanita. Kelingking jari terlemah diantara semuanya. “Tapi, bukankah tidak selamanya perempuan itu lemah?” Itulah kenapa pada permainan “suit”, And memenangkan Kelingking daripada Jempol, penguasa saja bisa bertekuk lutut dengan wanita. Tapi kelingking kalah dengan Telunjuk, wanita kalah oleh harta. Dan sudah ditakdirkan bahwa kelingking harus didekatkan dengan (Sumber: disini).
Oh ya, hampir lupa, inilah jawab atas beberapa pertanyaan pada artikel ini. Ketika Anda menghitung mulai 60 hingga 1, apa yang terjadi?. Apa yang Anda rasakan? Tentu, jawabannya adalah Anda tidak merasakan apa-apa. Bila justru Anda merasakan sesuatu, sebaiknya Anda segera memeriksakan jemari tangan Anda kepada yang berwajib! Hahahaha.
Kemudian, apa jawaban Anda ketika ditanyakan,"Mengapa dua jari, yaitu Jari Tengah dan Jari Manis selalu menempel kata-kata jari?" Bila seorang (penguasa) Presiden meninggal dunia, maka sebutannya adalah mantan Presiden. Sedangkan bila Jari Tengah yang melambangkan pemuka agama, ketika meninggal, misalnya Gus Dur, maka gelarnya yaitu "KH" akan tetap melekat, tidak mungkin diucapkan mantan "KH". Demikian juga halnya, dengan Jari Manis yang melambangkan Cerdik Pandai, tidak ada sebutan mantan profesor, mantan doktor, mantan budayawan, dan sebagainya. Bukankah demikian?
Itulah sedikit intermeso untuk menutup artikel ini. Bila pembaca yang budiman mempunyai cerita falsafah tentang jemari, yang lain dari apa yang sudah diutarakan, sudilah membaginya disini.
Salam Takzim,
Bagus H. Jihad
mantap tentang falsafah jemari tangan... saya suka falsafah yang kedua. karena berbedalah jemari tangan jadi indah dan fungsional... plus jemari berbeda saja bisa hidup rukun... sementara kita ?
BalasHapusada yang menurut saya masih kurang falsafahnya... bagaimana kalau jemari digabung dengan kuku-kuku yang panjang... apa ya kira2 maknanya ?
Indahnya rukun di dalam perbedaan. itulah yang kita impikan bersama. Apa falsafahnya kalau jemari digabung dengan kuku-kuku yang panjang? Waduh saya kok malah jadi takut. Kenapa? Sebab sudah tertanam stigma negatif sedari kecil, bahwa yang kukunya panjang-panjang itu mirip syetan.
HapusDan dari beberapa penelitian yang dilakukan para ahli kesehatan, dibawah kuku yang panjang adalah tempat berkumpul dan berkembangbiak kuman2.
Saya kira demikian.
Thengkiyu, Salam Takzim.
Bagus H. Jihad
Dahsyaaaaat.... pagi-pagi baca postingan Om Bagus langsung dapat hikmah yang luar biasa. Semua poin falsafahnya ngena banget, tapi ada yang paling kuat dan pas, yaitu dibagian :
BalasHapus"...Perhatikanlah, ketika penguasa (Jempol) berkehendak berkunjung/menemui, pengusaha, pemuka agama, orang bijak/cerdik pandai dan rakyat, maka keempatnya akan menundukkan diri, yang melambangkan kepatuhan. Bila ini Jempol/Penguasa ini membawa HUKUM, bayangkan alangkah Indahnya. Perhatikan juga KELINGKING, ketika berkehendak menemui Jempol, Telunjuk, Jari Tengah dan Jari Manis, usahanya akan gagal bilamana keempatnya tidak menyambutnya! Bukankah demikian seharusnya..."
Langsung dipraktekan dengan menempelkan Jempol ke Telunjuk, Jari Tengah, Jari Manis, dan Kelingking.
Tidak sangka ya, selain sifatnya, jari-jari kita juga mempunyai penamaan yang kaya makna. :-)
Om Rosid, banyak hal yang bisa kita petik dari keberadaan sesuatu dilingkungan kita, termasuk didalam badan kita. Saya sering dinasehati orang, "Mengapa kita punya dua mata, dua telinga dan hanya satu mulut?
HapusItu artinya kita jangan terlalu banyak bercakap, perbanyaklah mendengar serta perbanyaklah melihat, apabalagi bila melihat dengan mata hati.
Thengkiyu, Salam Takzim
Bagus H. Jihad
Jari manis tidak bisa berdiri sendiri, Mas Bagus. Coba satu-satu mulai jempol. Jempol lurus sedang keempat jari lain dalam posisi menggenggam/menekuk. Semua jari bisa lurus kecuali jari manis. Entah apa maknanya.
BalasHapusBTW, falsafah jari di atas sangat menarik.
Bener juga kata Kang KOmbor, jari manis tdk bisa berdiri tegak dengan cara seperti itu. Sedang saya pikirkan Kang, apa maknanya!
HapusThengkiyu, Salam Takzim,
Mimpi Siang Bolong