Hari ini tepat tanggal 31 Januari. Ini berarti
sebulan sudah kita tinggalkan tahun yang lalu. Banyak peristiwa yang terjadi,
baik secara individu, kelompok, organisasi, masyarakat secara lokal, regional
bahkan Internasional. Ada yang menyenangkan dan ada yang mengharu biru. Semuanya
terangkai dalam sebuah kaleidoskop untuk menyambut tahun mendatang.
Masih hangat dalam ingatan bagaimana gelombang
perayaan pergantian tahun di seluruh dunia, jutaan orang mungkin bersumpah
untuk menendang kebiasaan buruk dan menguburnya serta bersumpah memperbaiki
diri dalam upaya untuk membuat tahun ini lebih baik dari tahun kemarin. Hmmmm?
Pesta pora yg meriah dan membuat resolusi menjadi penting menjelang denting Tahun Baru sejak tahun 2000 SM, ketika itu masyarakat di Babylonia sering mengadakan perayaan semi-tahunan. Pada saat itu orang-orang menandai awal Tahun Baru dengan membayar hutang dan mengembalikan barang yang dipinjam. Praktek ini terbawa sampai ke zaman Romawi dimana para pekerja membuat resolusi untuk berperilaku yang baik dihadapan seorang dewa berwajah ganda bernama Janus, Dewa awal dan akhir. Ketika kalender Romawi direformasi, bulan pertama tahun ini diubah namanya untuk menghormati Januari Janus. Itulah mengapa 1 Januari ditetapkan sebagai awal tahun yang baru.
Kita pun lantas ikut-ikutan membuat resolusi,
misalnya akan melakukan perbuatan baik, akan melakukan pola makan sehat, akan menghemat
uang, atau akan menjadi lebih terorganisir. Tapi perubahan seperti ini tidaklah
mudah, terutama ketika mencoba untuk memenuhi tujuan-tujuan yang tidak jelas
tersebut. Kenapa saya katakana tidak jelas, karena tidak ada target yang nyata.
Dan karena resolusi itu dibuat sesaat tanpa perencanaan. Inilah yang
menjadikan, mengapa kegagalan menjalankan resolusi tahun baru yang dibuat,
meningkat dari tahun ke tahun.
Sebuah studi di University of Washington pada tahun
1997, dimana mereka mendapatkan data bahwa 47 % dari 100 juta orang Amerika dewasa yang
membuat resolusi menyerah pada tujuan mereka setelah dua bulan. Angka ini
tumbuh 80 persen dalam dekade terakhir, menurut penelitian baru-baru yang digagas
oleh University of Minnesota.
Resolusi Terbanyak
di Tahun 2012
Sebuah survey yang dilakukan oleh http://www.43things.com/
mendapatkan kesimpulan mengenai resolusi yang paling banyak dinyatakan oleh responden
di tahun 2012. Tapi apakah ini juga mewakili Anda, hanya Anda yang tahu, inilah
urutannya.
- Menurunkan berat badan,
- Membaca paling tidak satu buku setiap bulan,
- Mencatat saat-saat yang mengagumkan,
- Makan, minum, belajar, atau mencoba sesuatu yang baru,
- Cukup tidur,
- Lebih banyak berolah raga, misalnya lari 5 atau 10 km,
- Mencari duit sendiri,
- Lebih banyak membaca,
- Lebih memperhatikan gaya dan penampilan,
- Menyanyi sekuat tenaga setidaknya seminggu sekali,
Resolusi
Dari Tahun ke Tahun
Daftar tersebut di atas nampaknya berulang dari
tahun ke tahun, sebagaimana data yang tertera pada tabel berikut ini. Dari
tabel tersebut Nampak bahwa menurunkan berat badan merupakan resolusi yang
banyak dinyatakan oleh responden. Jika resolusi Anda hanya berbentuk seperti
ini, tanpa ada perencanaan dan langkah-langkah untuk mencapainya, mungkin Anda
akan termasuk 47% (menurut universitas Washington) atau 80% (menurut
Universitas Minnesota) yang gagal mewujudkan resolusi di tahun ini !
Re-Do
Resolusi Anda
Seperti yang sudah dibahas dalam
artikel sebelumnya “Jangan Membuat Resolusi ”. Ada tiga jangan
sebagai pesan, yaitu:
- · Jangan membuat resolusi, bila Anda tak berani menerima tantangan
- · Jangan membuat resolusi, bila tekad Anda hanya setengah-setengah.
- · Jangan membuat resolusi, jika Anda masih berpikir untuk membuat resolusi yang sama di tahun yang akan datang.
Sekarang
bila ditanyakan kepada Anda,”Sampai dimana Resolusi yang Anda buat?” Sudahkan
ada yang berhasil Anda penuhi, atau malah Anda sudah gagal justru dibulan
pertama ini. Tapi Mas Bro, Mbak Sis, sekalian, masih ada 11 bulan perjalanan.
Masih ada waktu! Bergantung bagaimana Anda melihatnya. Seperti ketika Anda
melihat air di sebuah gelas. Apakah “Gelas
terisi setengah” atau “Gelas kosong setengah”. Mengetahui apa yang Anda
inginkan membuat lebih mudah untuk mendapatkannya.
“The
tragedy of life doesn’t lie in not reaching your goal. The tragedy lies in
having no goal to reach for.
It isn’t a
calamity to die with dreams unfilled, but it is a calamity not to dream.
It is not a
disgrace to not reach the stars, but it is a disgrace to have no stars to reach
for.
Not
failure, but low aim, is a sin.” (Dr. Benjamin Elijah Mays)
Karena Anda
menganggap masih ada waktu, maka ayo kita perbaiki resolusi itu. Pastikan bahwa
resolusi Anda STARR:
- Spesifik. Tujuan yang baik harus yang spesifik, dinyatakan dengan tegas apa yang dibutuhkan agar terjadi, apa hasil yang diharapkan
- Terukur (Measurable). Tujuan yang baik dapat secara obyektif dievaluasi, mana yang telah tercapai dan mana yang belum.
- Attainable/Achievable. Tujuan Anda harus menjejak, harus dapat dikukur dengan kemauan dan kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan yang Anda miliki. Dengan demikian Anda akan mampu untuk mencapainya.
- Realistis, Tujuan yang baik adalah, sesuatu yang Anda percaya dapat diraih dan dikerjakan.
- Rentang. Tujuan yang baik harus dinyatakan dalam waktu yang spesifik (sebagai deadline). Ingatlah bahwa menuliskan tanggal mulai dan akhir adalah jauh lebih baik (missal 1 Februari – 15 Maret 2012), daripada sekedar menuliskan “1 bulan” atau “1 tahun”
Salam
Takzim,
Bagus
H. Jihad
lebih banyak membaca iya.
BalasHapusBegitu ya?
HapusIts nice Sis/Bro!
Salam Takzim.
Mencari duit sendir ada di urutan ke-7? :D
BalasHapusSaya kira ada di urutan 1 :D
Btw, menurunkan berat badan ada di posisi 1, kalo menaikkan berat badan ada di posisi berapa ya? Hihihiih... :D
Hahaha,mungkin maksudnya adalah mereka2 yang sudah mulai ingin mandiri dan mencoba berusaha mencari duit sendiri, tdk bergantung pada ortu, walaupun masih dalam tanggungannya.
HapusBener, ada nggak ya, yg punya resolusi menaikkan berat badan?
Salam Takzim,
Bagus H. Jihad
aaq juga punya mslh dengn berat badan......hadeh,,,,
BalasHapusSama, berdasarkan rumus, maka berat badan saya kelebihan 10 KG. Tapi saya tdk berencana untuk itu.
HapusSalam Takzim,
Mimpi Siang Bolong
menjadikan blogcepot jd do-follow itu gmn yah om, mohon penjerahanya ?
BalasHapustrmksh
Kalau untuk itu, Anda harus tahu terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan no-follow dan do-follow serta keuntungan dan kerugiannya.
HapusMaaf tidak bisa saya jelaskan secara rinci disini, bagaimana caranya untuk menjadikannya do-follow. Yang pasti, bila Anda pertama kali membuat blog (khususnya blogspo) pastilah no-folllow.
Anda dapat mencarinya bersama Mbah Google, orangnya baik kok, pasti dia mau membantu.
Salam TAkzim,
Bagus H. Jihad